Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pulau Santen Dikeruk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Para pencari kijing di sekitar sungai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, kini mengaku resah. Mereka takut kehilangan mata pencarian, karena kawasan muara yang telah dijadikan tempat mengais rezeki itu dikeruk menggunakan alat berat kemarin (20/9). Jumlah nelayan pencari kijing di lokasi itu puluhan orang. Mereka mulai mencari kijing sejak pagi dan baru pulang pada sore hari.

“Saya biasanya berangkat jam 06.00 pagi dan baru pulang jam 4 sore (pukul 16.00),” terang Satiyam, 56, pencari ki jing asal Kelurahan Karangrejo Pengerukan muara sungai Pulau Santen itu, terang Satiyam, mengancam mata penca riannya. Dengan dilakukan pengerukan, sungai akan bertambah dalam. “Kalau sungainya dalam, kita tidak bisa mencari kijing lagi,” dalihnya. Satiyam mengaku, mencari kijing sudah menjadi mata pencarian tetapnya.

Mencari kijing di Pulau Santen sudah dilakoni se jak dirinya masih berumur 15 tahun. “Sehari biasanya men da pat Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu,” sebutnya. Pengerukan sungai tersebut se mentara dilakukan di sebelah utara jembatan Pulau Santen. Tempat yang kini dikeruk itu selama ini digunakan sebagai lokasi mencari kijing. “Sekarang tidak ada yang berani mencari ki jing di lokasi yang dikeruk ka rena airnya dalam,” cetus Isniatun, 54, pencari kijing lain.

Sungai di sebelah utara jembatan, kata Isniatun, dikenal banyak kijing. Bahkan, kijing yang ditangkap di sepanjang sungai itu berukuran besar. “Kijing yang bagus-bagus itu biasanya berada di sungai yang di keruk itu,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Sejak dilakukan pengerukan, semua pencari kijing menumpuk di sungai sebelah selatan jembatan.

Karena lokasinya terbatas, para pencari kijing terlihat berkumpul di satu lokasi. “Kalau di selatan jembatan di keruk juga, habislah kita,” kata Isniatun. Isniatun mengaku, sejak dilakukan pengerukan, penghasilannya berkurang. Bila biasanya mendapatkan Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari, kini dapat Rp 30 ribu saja sudah susah. “Lokasi mencari sempit, tapi yang mencari banyak,” dalihnya.

Sayang, hingga berita ini ditulis tadi malam belum di ke tahui tujuan pengerukan muara tersebut. Jawa Pos Radar Banyuwangi masih kesulitan mencari pihak pelaksana pengerukan mu ara tersebut. Papan keterangan proyek juga tidak ditemukan di lokasi. Ope rator alat berat tidak mau memberikan keterangan terkait kegiatan tersebut. (radar)