Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ratusan KPM PKH di Banyuwangi Mundur, Ini Alasannya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: TIMES Indonesia

BANYUWANGI – Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) se-Kabupaten Banyuwangi mundur atau graduasi. Mereka beralasan mampu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan dari pemerintah.

Dilansir dari TIMES Banyuwangi, salah satu KPM yang mundur adalah, Suyono. Warga Kecamatan Gambiran tersebut mengundurkan diri karena sudah punya usaha secara mandiri.

“Alhamdulilah sudah punya usaha sendiri, jadi kami niatkan untuk mengajukan pengunduran diri,” ungkap Suyono.

Sementara itu, Kordinator PKH Banyuwangi, Mansur Mustofa membenarkan soal adanya ratusan peserta KPM yang mengundurkan diri.

“Total KPM PKH yang graduasi sebanyak 854. Dari total 854 itu, paling tinggi graduasi ada di wilayah Kecamatan Gambiran yakni sebesar 140 penerima dan menyusul di Banyuwangi kota sebanyak 112 penerima,” ungkap Mansur, Minggu (19/1/2020).

“Untuk wilayah yang paling rendah tingkat graduasinya berada di Kecamatan Tegaldlimo yakni hanya 1 KPM PKH saja. Jumlah tersebut terhitung mulai bulan Januari 2019 hingga Januari 2020,” imbuhnya.

Para penerima, jelas Mansur, sudah merasa sejahtera. Artinya banyak dari yang pernah menerima PKH rata-rata mempunyai usaha sendiri.

Selain merasa sejahtera, alasan para penerima PKH yang graduasi adalah kesadaran diri. Secara ekonomi sebenarnya masih bisa dikatakan kurang, namun karena malu dan ingin mandiri maka mengundurkan diri.

Supervisor PKH Banyuwangi, Asep Riyadi mengatakan, salah satu faktor yang menjadi penyumbang tingginya angka graduasi di Banyuwangi adalah para pendamping selalu menyisipkan ajakan persuasif kepada para KPM.

“Ajakan tersebut saat pendamping melakukan sosialisasi di sekolah PKH,” tutur Asep.