

MAKKAH – Usai melaksanakan wukuf di padang Arafah, jamaah calon haji Banyuwangi bergerak menuju Musdalifah untuk mabit. Selanjutnya, jamaah langsung mengambil batu kerikil untuk melaksanakan lempar jumrah.
Jamaah haji asal Banyuwangi, Zuroida lmawan mengatakan, lempar jumrah pada musim haji tahun ini, jamaah tidak perlu repot mencari batu kerikil karena sudah disediakan oleh muassanah.
Untuk menghindari waktu bersamaan saat lontar jumrah, jamaah Banyuwangi mengambil waktu pada malam hari. Jamaah berangkat dari maktab usai salat Magrib. Karena sebagian besar jamaah dari seluruh dunia melaksanakan lontar jumrrah di waktu Dhuha.
Pertimbangan lainnya yakni waktu malam hari, kondisi jamarat cenderung lebih sepi dan cuaca tidak terlalu panas seperti sore hari. Karena itu, sebagian besar jamaah Banyuwangi memilih berangkat pada malam hari usai salat Magrib.
“Kemarin berangkat sore hari menuju jamarat, kondisi cuaca sangat panas, banyak jamaah yang tidak kuat,” ujar Zuroidah. Karena panasnya cuaca di Makkah, sebagian jamaah yang sudah tua mengalami heatstroke ditandai dengan kondisi badan jamaah panas akibat dehidrasi. Beberapa jamaah juga nyaris pingsan.