BANYUWANGI – Suasana Stadion Diponegoro di laga akhir Grup 6 Liga 2 kemarin (9/9) sore tampak dipenuhi isak haru dari suporter dan para pemain. Persewangi FC yang berhasil mengalahkan tim kuat Grup 6 Persik Kediri dalam pertandingan tersebut, membuat harapan seluruh komponen tim Macan Putih, julukan Persik, kandas.
Hal yang sama pun tampak terlihat dari para pemain dan manajer Persewangi. Meski tidak tampak sedih, seperti para pemain dan suporter Persik, mereka tampak bingung karena belum mendapat kepastian lolos tidaknya ke babak play off.
Sebab, pada laga lain, PSBK Blitar juga menang atas tuan rumah Perssu Real Madura dengan skor 3-2. Dengan kata lain, baik PSBK maupun Persewangi memliki poin yang sama. Namun Persewangi surplus 1 gol. Sedangkan PSBK 0 gol.
Namun, jika PT Liga menggunakan regulasi head to head untuk menentukan urutan klasemen, maka PSBK-lah yang berhak melaju ke babak play off mendampingi Persik Kediri. Sebab, mereka unggul agregat 3-2 dari Persewangi.
Di kandang sendiri, PSBK menang 2-0. Sedangkan di Stadion Diponegoro, Persewangi hanya menang 2-1. “Kita sudah berusaha maksimal. Saat ini yang ada di pikiran kita adalah senang karena menang, kita optimistis manajemen bisa mengusahakan yang terbaik bagi tim,” kata Kapten Persewangi, Nanda Pradana.
Manajer Persewangi, Hari Wijaya mengaku akan terus berjuang mengupayakan agar Persewangi bisa bertahan di Liga 2. Apalagi, ada kesepakatan beberapa tim dari semua grup di Liga 2 yang ingin melakukan aksi protes ke PSSI. Yang bertujuan untuk mengubah regulasi agar tidak semua tim yang pada laga akhir berada di urutan 5 atau 6 klasemen terdegradasi ke Liga 3.
“Kemarin kita sudah menghubungi Exco bagian pertandingan PSSI. Mereka belum bisa menjawab apakah selisih gol atau head to head yang digunakan sebagai acuan. Yang jelas, malam ini saya ingin mensyukuri kemenangan atas Persik. Sambil menanti langkah teman-teman yang memperjuangkan nasib klub-klub di Liga 2,” tegasnya.
Sementara itu, pertandingan kedua tim berjalan dengan tempo sedang. Bahkan, kedua kesebelasan terlihat berhati-hati membawa bola. Namun di menit 87, kiper Persik, Tedi Heri Setiawan gagal menangkap bola tendangan striker Persewangi, Frederik Kerewai, dengan baik.
Tendangan ini berujung gol kemenangan 1-0 untuk Persewangi. Gol ini pun mengandaskan mimpi Persik untuk bisa berjuang lolos ke Liga 1 tahun depan. “Inilah sepak bola. Kita lengah di lima menit akhir pertandingan. Ini membuat kita semua kecewa, sebuah gol yang tercipta bukan karena skema permainan musuh. Tapi karena kesalahan kiper. Mungkin ini sudah jalan Tuhan, kita harus playoff,” ujar Pelatih Persik, Bejo Sugiantoro. (radar)