PSK Warung Remang LCM Bergeliat Lagi
KAUPURO – Meski disebut sudah lama ditutup, aktivitas warung remang-remang di kawasan Pelabuhan Landing Craft Machine (LCM), Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro ternyata ‘kambuh’ lagi.
Puluhan wanita yang disinyalir berpraktik sebagai pekerja seks komersial (PSK), tiap malam terlihat melayani para pria hidung belang. Diduga, warung remang LCM itu sudah cukup lama beroperasi kembali.
Sayang, aktivitas mereka menjajakan diri tersebut terkesan aman-aman saja. Aparat kepolisian setempat sudah berulang kali merazia praktik mesum tersebut. Namun, hari ini dirazia, besoknya buka praktik lagi.
Upaya penyegelan beberapa wisma yang sudah dilakukan Satpol PP Banyuwangi pun tak membuat kapok para wanita-wanita malam tersebut. Bahkan, tiap malam terlihat sejumlah pria hidung belang keluar masuk wisma.
“Kalau siang begini, (sebagian PSK) tidak ada di wisma. Yang ada hanya mucikari dan beberapa PSK yang berasal dari luar kota,” ujar Novi, 25, salah seorang PSK. Dari pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, aktivitas para PSK tersebut baru bisa dilihat pada malam hari.
Setelah pukul 19.0, deretan wisma-wisma tersebut dipenuhi banyak wanita berpakain seksi. Ada yang kongkow-kongkow di depan wisma, ada pula yang sekadar duduk- duduk di kursi ruang tamu. Dentuman suara musik bersahut-sahutan dari masing-masing wisma.
Kebanyakan tamu wisma tersebut merupakan para sopir yang hendak menyeberang ke Bali. Untuk melepas penat sembari menungu kapal, mereka mampir ke wisma. “Penghuni wisna semakin hari semakin bertambah. Bahkan, sampai ada yang dari Bali dan Jawa Tangah,” ungkap Novi.
Selain warung remang LCM, kawasan warung panjang yang terletak di pinggir jalan raya Dusun Gunung Gumuk Remuk, Desa Ketapang, juga terlihat ramai. Selain menawarkan jasa karaoke, para wanita yang mangkal di Warung Panjang juga bisa di-booking.
“Sekitar pukul 21.00, wanita-wanita penghuni wisma mulai berdatangan. Berbeda dengan warung remang LCM, di Warurg Panjang malah 24 jam buka,” ungkap Nuryanto, 40, bagian keamanan wilayah.
Salah seorang wanita yang mangkal di warung panjang, Nutul, 26, menuturkan, pada siang hari para wanita tersebut tinggal di dalam kamar dan tidur. Selama tinggal di wisma, disebutkan ada banyak pungutan. Ada uang sewa warung dan biaya uang ‘tibum’ (uang informasi).
Uang informasi untuk setiap bulan per orang ditarik Rp 50.000. ”’Kalau ada razia, kami selalu dikasih kabar,” ucap Nurul. Kasatpol PP Banyuwangi, Edi Supriyono mengaku belum tahu kalau dua tempat tersebut menggeliat lagi.
Sejatinya, pihaknya sudah intens merazia tempat tersebut. Setiap malam dilakukan razia rutin. ” Kalau memang infonya benar seperti itu, anggota saya perintahkan lagi untuk merazia. Saya ada di Malang, jadi tidak bisa memantau secara langsung,” ujarnya saat dihubungi via ponselnya tadi malam. (radar)