Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Simbol Taman Kurang Mencerminkan Kearifan Lokal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sejak satu setengah bulan lalu, taman yang berdiri di pertigaan SMAN 1 Giri ini dirombak. Perombakan dilakukan selain untuk mempercantik taman, juga untuk mengurangi risiko kecelakaan  yang terjadi di sekitar taman tersebut.

Saat ini, perombakan taman sudah mencapai 95 persen. Sayang, simbol taman tersebut kurang mencerminkan kearifan lokal. Bukan simbol budaya yang dipasang, tapi menampilkan dua orang yang sedang bersepeda. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arif Setiawan mengatakan, sampai saat ini perombakan taman tersebut memang masih belum selesai 100  persen.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan lagi untuk memper cantik taman tersebut antara lain pengecatan dan penambahan rumput-rumput yang ada di taman itu. ”Kurang lima persen lagi selesai pengerjaan taman ini, ” kata Arif. Dia menambahkan, dana anggaran yang digunakan untuk merombak taman ini ada sekitar Rp  150 juta.

Taman ini sempat dirombak beberapa kali saat pengerjaannya karena alasan tertentu. Perombakan dilakukan ada saran dari berbagai instansi-instansi terkait pembangunan taman. Secara khusus Kasatlantas Banyuwangi memberikan masukan kalau taman yang ada di selah utara untuk dirombak.

”Itu dulunya berbentuk kotak, sekarang sudah elips. Katanya agar tidak terlalu menutupi pengendara yang dari utara, makanya kita rombak,” tambah Arif. Mengenai penggunaan simbol orang yang sedang mancal sepeda pada taman itu diharapkan bisa menjadi pertanda kalau di lingkungan tersebut adalah lingkungan pendidikan dan olahraga.

”Konsep ini hanya sekadar simbol kalau di dekat taman ini memang banyak terdapat tempat pendidikan dan juga tempat  pusat olahraga,” kata Arif. Sebagaimana diketahui, di dekat  taman yang ada di Jalan HOS Cokroaminoto tersebut, memang banyak terdapat beberapa sekolah mulai  dari SD/SMP/SMA sederajat.

Bahkan, di sekitar areal taman tersebut juga berdekatan dengan salah satu universitas. Selain itu, tidak jauh dari taman ke arah utara, pusat olahraga juga terdapat di sana yaitu GOR Tawang Alun. Ditanya mengapa tidak memilih patung gandrung atau patung kesenian budaya lainnya yang terkait dengan budaya Banyuwangi, Arif beralasan kalau simbol sepeda dirasa lebih tepat, mengingat di areal taman tersebut sangat dekat dengan tempat pendidikan dan olahraga.

”Simbol sepeda ini saya kira lebih cocok,” tutur Arif. Harapannya, dengan adanya simbol sepeda di taman tersebut masyarakat Banyuwangi maupun luar kota Banyuwangi yang melintas di jalan tersebut supaya tahu kalau di areal dekat taman tersebut adalah pusatnya pendidikan dan olahraga.

”Sepeda ini hanya sekadar simbol saja. Tidak menggunakan patung yang lain agar orang nantinya tidak mendewakan patung itu,,” jelasnya. Karena pengerjaan taman ini masih belum selesai 100 persen, pihaknya akan terus mengebut pengerjaan taman agar cepat selesai dan taman bisa lebih indah lagidari sebelumnya. ”Insya Allah setengah bulan lagi sudah selesai,”  pungkas Arif . (radar)