IAKARTA – Pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo akhirnya bersuara lantang menyikapi tudingan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa keduanya merupakan pasangan calon (paslon) “boneka”. Momen yang digunakan untuk menyampaikan klarifikasi itu pun sangat tepat, yakni pada forum debat terbuka yang disiarkan langsung televisi swasta nasional kemarin (30/11).
Calon bupati (cabup) Sumantri mengatakan, sejak awal mendaftar sebagai pasangan cabup dan calon wakil bupati (cawabup) untuk berlaga pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015, sebagian orang menuding pihaknya adalah pasangan calon (paslon) abal-abal alias paslon boneka yang hanya menjadi pelengkap pesta demokrasi lima tahunan kali ini.
“Orang-orang yang mengatakan kami paslon abal-abal atau paslon boneka itu adalah orang-orang tidak beretika. Orang tidak ber moral,” ujarnya. Debat publik kemarin merupakan kali terakhir dari rangkaian adu misi-misi paslon secara terbuka yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi.
Debat yang digeber di Jakarta tersebut dipimpin moderator Indiarto Priadi. Pasangan Abdullah Azwar Anas-Sigit Wahyuwidodo yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan visi dan misi. Anas mengatakan visi yang diusung Dahsyat adalah terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Seperti pada dua kali debat sebelumnya, pasangan Su-Si menerapkan strategis ofensif. Ketika mendapat kesempatan menanggapi visi pasangan Dahsyat, Sumantri mengatakan percepatan pembangunan di Banyuwangi ke depan perlu dilakukan di semua sektor. “Kami melihat selama lima tahun kemarin sektor pertanian kurang tergarap,” kata dia.
Sebagai mantan Bupati Banyuwangi periode 2010-2015 yang masa jabatannya berakhir 21 Oktober lalu, Anas menjelaskan selama beberapa tahun terakhir Pemkab Banyuwangi telah membangun 1.087 titik saluran irigasi. Bukan itu saja, dengan dukungan pemerintah pusat, Waduk Bajulmati juga bakal beroperasi tahun ini.
Sementara itu, saat mendapat kesempatan menyampaikan visi-misinya, Sumantri mengatakan potensi sumber daya alam (SDA) dan SDM Banyuwangi sangat besar. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang fokus agar potensi tersebut dapat tergarap secara optimal.
Dia juga berjanji akan mengalokasikan sepenuhnya anggaran yang menjadi hak desa. Menimpali pernyataan Sumantri, Anas menimpali dengan meminta rivalnya tersebut menjelaskan skala prioritas dan rencana aksi. Sumantri pun menjawab dengan mengatakan bahwa sektor pertanian menjadi prioritas jika terpilih sebagai bupati Banyuwangi. “
Sektor pertanian dan peternakan harus sinergi, ‘kata dia. Menyangkut investasi, Sumantri mengaku akan mengutamakan investor lokal. Dia juga mengaku akan menarik investor luar daerah untuk menanamkan modalnya di Bumi Blambangan.
‘Tetapi, investor luar tersebut harus bersinergi dengan investor lokal, ‘cetusnya. Sementara itu, Anas membeber keberhasilan di bidang investasi selama memimpin Banyuwangi periode lima tahun lalu. Dikatakan, investa di Banyuwangi saat ini naik 3.000 persen dibandingkan tahun 2010 lalu.
“Minat investasi di Banyuwangi yang awalnya menduduki peringkat 31 di Jatim kini menduduki peringkat ketiga, ” cetusnya. Memasuki sesi tanya-jawab antar paslon, Sumantri mengaku pihaknya mendapat banyak keluhan dari pengusaha bahwa pengurusan izin di Banyuwangi rumit.
Menangapi statemen Sumantri, Anas menegaskan bahwa investor boleh masuk ke Banyuwangi tapi tidak boleh merusak lingkungan. Oleh karena itu, penerbitan izin usaha harus disesuaikan peraturan daerah (perda) tentang tata ruang.
“Awalnya memang terkesan menyulitkan. Tetapi, hingga saat ini sudah ada 7.065 izin lokasi yang diterbitkan,” beber Anas. Sementara itu, menjelang akhir debat publik, moderator Indiarto Priadi mempersilakan kedua paslon menyampaikan pesan kepada masyarakat Banyuwangi.
Anas mengajak masyarakat bersama-sama membangun Indonesia dari Banyuwangi. Dia juga mengatakan akan melanjutkan revitalisasi pertanian dan meneruskan pembangunan jalan. “Beasiswa untuk anak yatim dan anak miskin berprestasi akan dilanjutkan.
Investasi harus di dorong agar lapangan kerja tersedia. Guru-guru harus diperkuat. Untuk membangun Banyuwangi juga perlu kolaborasi antara pemerintah dan swasta,” tandasnya. Saat mendapat kesempatan menyampaikan pesan, Sumantri menegaskan dia dan Sigit bukan pasangan calon boneka.
Dia mengaku akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para petani dan menjamin pendidikan jenjang SD sampai SMA gratis. “Untuk birokrast jika sudah waktunya dan layak, Anda bisa menjadi kepala dinas. Juga tidak akan ada sekretaris daerah (sekda) seumur hidup, ” pungkasnya. (radar)