IAKARTA – Pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo akhirnya bersuara lantang menyikapi tudingan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa keduanya merupakan pasangan calon (paslon) “boneka”. Momen yang digunakan untuk menyampaikan klarifikasi itu pun sangat tepat, yakni pada forum debat terbuka yang disiarkan langsung televisi swasta nasional kemarin (30/11).
Calon bupati (cabup) Sumantri mengatakan, sejak awal mendaftar sebagai pasangan cabup dan calon wakil bupati (cawabup) untuk berlaga pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015, sebagian orang menuding pihaknya adalah pasangan calon (paslon) abal-abal alias paslon boneka yang hanya menjadi pelengkap pesta demokrasi lima tahunan kali ini.
“Orang-orang yang mengatakan kami paslon abal-abal atau paslon boneka itu adalah orang-orang tidak beretika. Orang tidak ber moral,” ujarnya. Debat publik kemarin merupakan kali terakhir dari rangkaian adu misi-misi paslon secara terbuka yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi.
Debat yang digeber di Jakarta tersebut dipimpin moderator Indiarto Priadi. Pasangan Abdullah Azwar Anas-Sigit Wahyuwidodo yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan visi dan misi. Anas mengatakan visi yang diusung Dahsyat adalah terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Seperti pada dua kali debat sebelumnya, pasangan Su-Si menerapkan strategis ofensif. Ketika mendapat kesempatan menanggapi visi pasangan Dahsyat, Sumantri mengatakan percepatan pembangunan di Banyuwangi ke depan perlu dilakukan di semua sektor. “Kami melihat selama lima tahun kemarin sektor pertanian kurang tergarap,” kata dia.