Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tangkapan Ikan Sepi, Buruh Manol Menganggur

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MUNCAR – Dalam sepekan terakhir ini, hasil tangkapan ikan para nelayan di pesisir Pantai Muncar menurun. Akibatnya, para buruh pengangkut ikan atau manol kehilangan pekerjaan karena sepi order, Jumat (1/6/2018) kemarin.

Pantauan di lapangan, para buruh manol sejak pagi hingga siang banyak yang antre dengan berjejer di sekitar Pelabuhan Brak Kalimoro, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Hingga pukul 14.00, belum ada nelayan yang pulang dari melaut.

“Sejak seminggu yang lalu kondisi ikan di Muncar sepi lagi, banyak tukang manol yang mengantre sampai menumpuk menunggu nelayan,” kata Hadari, 35, salah satu tukang manol asal Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.

Ikan yang sepi itu, terang dia, selain saat ini sedang padagangan, juga ombak yang masih cukup tinggi karena angin yang cukup kencang. Di tengah laut, ketinggian ombak rata-rata antara 1,5 meter sampai dua meter.

“Ini sejak pagi baru ada sepuluh kapal yang pulang, kapal lain yang berangkat kemarin sore masih belum datang,” ungkapnya.

Tukang manol lainnya, Arno, 50, menyampaikan, sepinya angkutan ikan membuat para buurh manol jadi gelisah. Sebab, rezekinya itu hanya mengandalkan dari nelayan yang melaut.

“Kalau nelayan tidak dapat ikan atau hasilnya sedikit, itu sangat berpengaruh pada manol. Orang-orang yang sekarang duduk di betor (becak motor) itu semua menunggu kedatangan nelayan,” ujarnya sambil menunjuk sejumlah warga yang duduk di betor.

Menurut Arno, jumlah pekerja manol ini ada sekitar 50 orang. Dari jumlah itu terbagi menjadi dua bagian, pertama manol khusus yang bertugas memikul ikan dari kapal ke betor. Sedang kedua manol yang khusus mengangkut ikan dengan betor menuju ke pembeli atau pabrik.

Selama ikan hasil tangkapan nelayan sepi, terang dia, sehari bisa mengangkut satu kali sudah bagus. Sebab, di antara buruh manol itu ada yang sudah empat hari tidak dapat angkutan. “Kita tertib dengan antre, jadi tidak ada yang rebutan,” ungkapnya.

Dia dan beberapa manol berharap, sisa hari sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri ini, ikan hasil tangkapan para nelayan bisa melimpah. Sehingga, upah dari angkutan itu bisa dibuat untuk membeli kebutuhan di hari Lebaran.

“Satu kali angkut mendapat Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu. Kalau ramai ikan, bisa mengangkut antara tiga sampai empat kali, tetapi sekarang ini sepi ikan,” pungkasnya.