Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Terinspirasi Keindahan Banyuwangi, Dewa Budjana Ciptakan Lagu Mata Hati dan Kaja Kangin

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Terinspirasi Keindahan Banyuwangi, Dewa Budjana Ciptakan Lagu Mata Hati dan Kaja Kangin (beritajatimcom)

SuaraMalang.id – Dewa Budjana berkolaborasi dengan seniman Banyuwangi menciptakan dua lagu berjudul Mata Hati dan Kaja Kangin.

Lagu tersebut terinspirasi keindahan Taman Gandrung Terakota di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Dijelaskannya, lagu Mata Hati memiliki arti pengungkapan perasaan dan pandangan manusia. Semuanya bisa diwujudkan pada ketulusan yang hanya ada di mata hati.

“Mata hati kita semua manusia bicara itu mudah, tapi sulit mengungkapkan perasaan dan pandangan tapi yang penting ketulusan kita cuman ada di mata hati,” ujar pria juga Gitaris Gigi ini mengutip dari Beritajatim.com, Kamis (3/2/2022).

Sementara, lanjut dia, Kaja Kangin merupakan bahasa Bali. Kaja merupakan simbolisasi gunung, dan Kangin mewakili matahari.

“Inspirasi saya saat melihat foto-foto Ijen di Taman Gandrung Terakota. Luar biasa tempat ini. Selama seminggu disini saya mendapatkan banyak hal,” tambahnya.

Lagu-lagu ini sempat ditampilkan bersama penari gandrung dan seniman Banyuwangi dalam pertunjukan seni pada akhir pekan lalu di Taman Gandrung Terakota, sebuah tempat berisikan jejeran patung penari Gandrung dengan lansekap sawah yang indah.

Petikan gitar berkolaborasi dengan tabuhan gamelan dan angklung Banyuwangi mampu menghadirkan lagu instrumental yang mempesona. Dua minggu, pria dengan keahlian bermain gitar itu berada di ujung timur Pulau Jawa.

“Saya seneng banget dengan musik tradisional walaupun saya tidak bisa main karena kebanyakan karya saya itu lebih modern. Saya senang dengan kolaborasi dengan musisi Banyuwangi,” ujar Budjana.

Sumber : https://malang.suara.com/read/2022/02/03/145445/terinspirasi-keindahan-banyuwangi-dewa-budjana-ciptakan-lagu-mata-hati-dan-kaja-kangin