Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tiga Hari, Dua Kades di Banyuwangi Meninggal karena Sakit: DMPD Segera Siapkan Pengganti Antarwaktu

tiga-hari,-dua-kades-di-banyuwangi-meninggal-karena-sakit:-dmpd-segera-siapkan-pengganti-antarwaktu
Tiga Hari, Dua Kades di Banyuwangi Meninggal karena Sakit: DMPD Segera Siapkan Pengganti Antarwaktu

Radarbanyuwangi.id – Kabar duka menyelimuti keluarga besar kepala desa (kades) di Banyuwangi. Dalam tiga hari ini, dua kepala desa meninggal dunia akibat menderita sakit kanker. Mereka adalah para pejuang pemerintahan di tingkat desa.

Kades pertama yang mengembuskan napas terakhir adalah Rizal Syahputra yang sehari-harinya menjabat sebagai Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Rizal mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (3/8) di RSUD Blambangan.

Meninggalnya Rizal sangat mengejutkan para kepala desa, rekan, dan koleganya. Sebab, selama menjabat sebagai kades, Rizal banyak menyabet prestasi di bidang pariwisata.

”Kami merasa kehilangan dengan kepergian Mas Rizal. Semoga amal perbuatannya diterima di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggal diberi kesabaran,” ujar Setyo Ponco Utomo, rekan almarhum Rizal.

Sejak dipimpin Rizal, Desa Tamansari maju pesat, terutama di bidang pariwisata. Pada 7 Februari 2023, Desa Tamansari meraih penghargaan bergengsi kategori Community Based Tourism di ajang ASEAN Tourism Standard 2023 yang digeber di Jogjakarta.

ASEAN Tourism Standard memiliki arti suatu desa yang masyarakat sekitarnya memiliki lingkungan berbasis pariwisata.

Keberhasilan Desa Tamansari meraih penghargaan bergengsi tersebut menuai apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno.

Penghargaan juga pernah diraih Desa Tamansari pada 21 Agustus 2021. Kala itu Tamansari meraih juara pertama Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021Kategori Digital yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

ADV-BEC-Desa-Tamansari-Kades-RIZAL-SAHPU

Kepala Desa Tamansari RIZAL SAHPUTRA SP

Kades berikutnya yang meninggal dunia adalah Weny Pipiet Hardiyanti yang menjabat sebagai Kades Parangharjo, Kecamatan Songgon. 

Pipiet yang juga Ketua PAC Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Songgon meninggal pada Senin (5/8) pukul 04.30.

Sebelumnya Pipiet sempat menjalani perawatan di rumah sakit di Malang. Pipiet menjalani kemoterapi akibat penyakit kanker.

”Pukul 02.00 dini hari dibawa pulang memakai mobil ambulans dari rumah sakit di Malang. Dia memang minta pulang. Pagi hari pukul 04.30, Mbak Pipiet meninggal,” ujar Eny Setiawati, Ketua Srikandi PP Banyuwangi.

Sebagai teman dekat, Eny merasa kehilangan dengan kepergian rekannya tersebut. Di mata Eny, Pipiet seorang kades perempuan yang tangguh. Sejak dilantik pada 16 Desember 2021 lalu, Pipiet sering sakit. 

Eny menyarankan agar Pipiet berhenti sebagai kades, namun yang bersangkutan tetap ingin mengabdi sebagai pemimpin desa.


Page 2

Dalam pilkades 27 Oktober 2021, Pipiet mengalahkan dua kandidat lainnya, yaitu Taqiudin dan Sularso.

”Sebagai salah satu kader Pemuda Pancasila saya merasa bangga, Mbak Pipiet menjadi kepala desa. Sekarang, dengan kepergian Mbak Pipiet, kami merasa kehilangan. Dia merupakan kader terbaik Srikandi Pemuda Pancasila. Tiga kali almarhumah mencalonkan sebagai kades Parangharjo. Semoga amal perbuatannya diterima Allah SWT,” kata Eny. 

Sekretaris Desa Parangharjo Khoirul Anam mengatakan, kepala desanya  meninggal dunia setelah menjalani kemoterapi akibat penyakit kanker yang dideritanya.

“Bu Kades Pipiet meninggal dunia Senin pagi pukul 04.30,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DMPD) Banyuwangi Ahmad Faishol menyatakan belasungkawa mendalam atas meninggalnya dua kepala desa terbaik tersebut.

Sepeninggal dua kades tersebut, pihaknya akan segera mengisi kekosongan jabatan kades untuk sementara waktu.Baca Juga: Warga Cantuk Banyuwangi Kepung Kantor Desa: Nilai Tak Becus Urus Pemerintahan, Ketua BPD Dituntut Mundur

”Roda pemerintahan desa harus tetap berjalan. Kami akan berkoordinasi dengan camat dan BPD (Badan Perwakilan Desa) untuk melakukan musyawarah agar menentukan pengganti kades sementara dari unsur ASN,” kata Faishol.

Pihaknya akan melakukan proses pergantian antar waktu (PAW) mengingat jabatan kades baru akan berakhir pada tahun 2027 mendatang.

”Kami rencanakan penggantinya usai pelaksanaan pilkada mendatang supaya jalannya pemerintahan desa tetap berjalan normal,” tegas Faishol. (rio/ddy/aif/c1)


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Kabar duka menyelimuti keluarga besar kepala desa (kades) di Banyuwangi. Dalam tiga hari ini, dua kepala desa meninggal dunia akibat menderita sakit kanker. Mereka adalah para pejuang pemerintahan di tingkat desa.

Kades pertama yang mengembuskan napas terakhir adalah Rizal Syahputra yang sehari-harinya menjabat sebagai Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Rizal mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (3/8) di RSUD Blambangan.

Meninggalnya Rizal sangat mengejutkan para kepala desa, rekan, dan koleganya. Sebab, selama menjabat sebagai kades, Rizal banyak menyabet prestasi di bidang pariwisata.

”Kami merasa kehilangan dengan kepergian Mas Rizal. Semoga amal perbuatannya diterima di sisi Allah SWT. Keluarga yang ditinggal diberi kesabaran,” ujar Setyo Ponco Utomo, rekan almarhum Rizal.

Sejak dipimpin Rizal, Desa Tamansari maju pesat, terutama di bidang pariwisata. Pada 7 Februari 2023, Desa Tamansari meraih penghargaan bergengsi kategori Community Based Tourism di ajang ASEAN Tourism Standard 2023 yang digeber di Jogjakarta.

ASEAN Tourism Standard memiliki arti suatu desa yang masyarakat sekitarnya memiliki lingkungan berbasis pariwisata.

Keberhasilan Desa Tamansari meraih penghargaan bergengsi tersebut menuai apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno.

Penghargaan juga pernah diraih Desa Tamansari pada 21 Agustus 2021. Kala itu Tamansari meraih juara pertama Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021Kategori Digital yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

ADV-BEC-Desa-Tamansari-Kades-RIZAL-SAHPU

Kepala Desa Tamansari RIZAL SAHPUTRA SP

Kades berikutnya yang meninggal dunia adalah Weny Pipiet Hardiyanti yang menjabat sebagai Kades Parangharjo, Kecamatan Songgon. 

Pipiet yang juga Ketua PAC Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Songgon meninggal pada Senin (5/8) pukul 04.30.

Sebelumnya Pipiet sempat menjalani perawatan di rumah sakit di Malang. Pipiet menjalani kemoterapi akibat penyakit kanker.

”Pukul 02.00 dini hari dibawa pulang memakai mobil ambulans dari rumah sakit di Malang. Dia memang minta pulang. Pagi hari pukul 04.30, Mbak Pipiet meninggal,” ujar Eny Setiawati, Ketua Srikandi PP Banyuwangi.

Sebagai teman dekat, Eny merasa kehilangan dengan kepergian rekannya tersebut. Di mata Eny, Pipiet seorang kades perempuan yang tangguh. Sejak dilantik pada 16 Desember 2021 lalu, Pipiet sering sakit. 

Eny menyarankan agar Pipiet berhenti sebagai kades, namun yang bersangkutan tetap ingin mengabdi sebagai pemimpin desa.