Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tiga Warga Meninggal di Klaster Ziarah Blimbingsari

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Danramil Rogojampi Kapten (inf) Misdari (kanan) menyiapkan fasilitas tempat tidur di rumah isolasi terpusat di SDN 3 Blimbingsari, kemarin (27/6). Foto : Jawa Pos Radar Banyuwangi

SEMENTARA itu, klaster ziarah Walisongo di Kecamatan Blimbingsari belum juga reda, Tiga orang dinyatakan meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Salah satu di antaranya adalah ketua rombongan ziarah Walisongo, Ustad Andika.

Sedangkan jamaah tour ziarah Walisongo yang lain, hingga kini masih dalam pemantauan dan menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

“Sudah tiga orang yang meninggal dunia dari klaster ziarah Walisongo Blimbingsari,” tegas Camat Blimbingsari, Abdul Latif.

Hingga kini jamaah tour ziarah Walisongo dari Dusun Tegalwero dan Desa Watukebo masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

Untuk memudahkan pengawasan pelaksanaan isolasi mandiri, rencananya sepuluh orang yang kontak erat dengan tiga orang yang telah meninggal dunia akan ditempatkan di isolasi mandiri terpusat SDN 3 Blimbingsari.

“Awalnya akan kami bawa ke Balai Diklat Licin. Berhubung tempat tidurnya sudah penuh, akhirnya dipilih sekolah ini sebagai tempat isolasi mandiri terpusat. Keputusan itu berdasarkan hasil musyawarah bersama Forpimka dan petunjuk Satgas Covid 19 Kabupaten,” jelas Latif.

Lokasi sekolah tersebut berada di Dusun Tegalwero, Desa/Kecamatan Blimbingsari.

Saat ini sedang dilakukan persiapan penyediaan sarana dan prasarana untuk isolasi terpusat tersebut.
Mulai karpet hingga kasur dibelikan yang baru oleh Kepala Desa Blimbingsari.

“Paling lambat sore ini (kemarin sore), setelah semua fasilitas dan sarana prasarananya siap, baru akan kita pindah tempat isolasinya terpusat di sekolah,” kata Latif.

Dengan terpusat di satu lokasi, diharapkan akan memudahkan petugas dalam melakukan pemantauan dan pengawasan.

Iika menjalani isolasi mandiri di dalam rumah hanya dengan keluarganya.

Sebaliknya, saat isolasi terpusat bersama warga lainnya akan lebih ramai dan lebih menyenangkan.

Selama isolasi terpusat, mereka tetap akan diperhatikan asupan makanan dan minumannya.

“Termasuk ketika pagi hari, mereka juga akan diimbau petugas untuk berjemur dan senam bersama. Mereka akan lebih terkontrol pola hidupnya dan mempercepat tingkat kesembuhan,” tandasnya. (ddy/aif )

Sumber : Jawa Pos Radar Banyuwangi