Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Umat Tri Dharma Berdoa di Depan Makam Pengawal Kongco

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

umat-thri-dharmaKALIPURO – Sebuah makam yang berada di atas tebing Pantai watudodol kemarin (14/3) pagi ramai-ramai disambangi beberapa anggota umat Tri Dharma dari Klenteng Hoo Tong Bio.

Makam yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan terakhir dua pengzawal Kongco Tan Hu Cin jin ini (leluhur umat hindu Dharma) memang selalu didatangi umat Tri Dharma sebelum perayaan ulang tahun Menteng.

Rombongan yang datang sekitar pukul 06.30 pagi itu Iangsung mempersiapkan sesaji bagi yang terdiri dari buah-buahan, tanaman biji-bijian, jenang merah dan air minum. Sesejen tersebut kemudian dibagi menjadi dua bagian.

Yang pertama diberikan untuk sembahyang kepada Dewa Bumi (Hok Tek Sin Cin), sedangkan yang kedua diberikan untuk dua pengawal dari kongco. Untuk persembahan kepada Dewa Bumi, sesaji yang diberikan dihitung dengan jumlah ganjl. Sedangkan untuk makam pengawal diberi sesaji dengan hitungan genap.

Perhitungan itu sendiri bila tepat, dipercaya umat dapat membuang sial dan memberikan kemakmuran. Biokong Klenteng Hoo Tang Bio, Sutrisno, yang hadir di acara sembahyang tersebut mengatakan, jika umat Tri Dharma Banyuwangi mempercayai bahwa yang berada di atas tebing tersebut adalah milik pengawal kongco.

Yaitu Ida Bagus Den Kayu dari kasta Brahmana dan l Gusti Ngurah Subuh dari kasta Ksatria. Kedua pengawal tersebut konon berasal dari kerjaan Mengwi, Bali. Meski mungkin kepercayaan lain mempercayai dua makam teersebut dengan berbeda, tetapi dirinya dan umat percaya jika dua pengawal yang membawa kongco menyebrangi selat bali bersemyam disana.

” Kita memang tidak bisa memastikan jika ad jasad disana. apalagi bendasarkan kepercayaan Tao orang suci seperti mereka biasanya moksa (menghilang) tidak ada jasadnya.” terang sutrisno. Setelah sesaji di bagi rata, para umat pun kemudian sembahyang di masing-masing tempat. sembahyang pertama ditunjukan untuk ”permisi” kepada penguasa bumi dan palawija.

Yang kedua barulah kepada dua penggawal kongco, dimana seusai sembahyang. Sutrisno juga membacakan tanggal akan dilaksanakannya hari ulang tahun klenteng. “Kita sekalian memberi kabar kepada dua pengawal bahwa kita akan merayakan ulang tahun kongco, jadi kami mengha rap mereka bisa hadir dan membantu menjaga acara,” terang Sutrisno.

Seusai sembahyang barulah para umat Tri Dharma tersebut makan bersma. Dengan menu jenang merah dan beberapa jenis buah-buah yang dibawa berlebih. Sementara itu, perayaan Hoo Bio yang dijadwalkan pada tanggal Maret mendatang sepertinya akan dilaksanakan tanpa kirab. Wakil ketua TTID, Beny Purnomo mengatakan jika perayaan kali ini kemungkinan akan dilakukan se-sederhana mungkin mengingat konisi klenteg yang masih dalam tahap renovasi. “Mungkin untuk kirab seperti tahum sebelumnya diadakan pada waktu selesai pembangunan, untuk ulang tahun besok tidak dulu terang Beny. (radar)