Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Waduk Bajulmati Diisi Air

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Mampu Mengairi 1.800 Ha Lahan

BANYUWANGI – Satu lagi instrumen pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di Banyuwangi dan Situbondo diresmikan. Setelah resmi dibangun pada 2006, Waduk Bajulmati yang berlokasi di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, akhirnya mulai diisi air kemarin (1/12).

Proses pengisian awal waduk berkapasitas 10 juta meter kubik air itu dilakukan secara simbolis oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Peta), Mudjiaji. Proses pengisian diprediksi tuntas tiga bulan sampai empat bulan mendatang.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Kamen PU-Pera, Amir Hamzah, mengatakan pembangunan Waduk Bajulmati melalui tahap studi yang panjang. Survei lokasi dilakukan pada tahun 1980 dan studi kelayakan pada 1984.

Selanjutnya, dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan dampak sosial ekonomi pada 2004. Setelah itu, dilakukan proses pembebasan lahan secara bertahap hingga tahun 2006. Setelah pembebasan lahan tuntas, proses pengerjaan awal lantas dilakukan pada 2006, yakni pembangunan terowongan pengelak aliran air dan rehabilitasi saluran primer sepanjang empat kilometer (km).

Pembangunan tahap II dilakukan mulai November 2008 melalui pengerjaan galian dan fondasi. Pada 2010, proses pembangunan sempat terhenti karena ada revisi desain fondasi lantaran fondasi yang telah dibangun mengalami perembesan. “Pembangunan fondasi dilanjutkan pada 2011,’ kata Amir.

Hingga akhirnya, penbangunan waduk dengan luas daerah genangan mencapai 91,93 hektare (Ha) itu tuntas tahun ini. Pengisian awal (impounding) waduk ditandai dengan penutupan pintu terowongan pengelak aliran air yang dilakukan kemarin.

“Waduk Bajulmati diproyeksi mampu mengairi 1.800 Ha lahan di wilayah Banyuwangi dan Situbondo,” cetusnya.  Sementara itu, Mudjiaji mengatakan, Banyuwangi dan Situbondo merupakan sentra penghasil beras.

Waduk Bajulmati sangat ditunggu rakyat, khususnya di Banyuwangi dan Situbondo dalam menopang ketersediaan air baku dan irigasi di dua kabupaten tersebut. “Selama ini, saat musim hujan, air terbuang begitu saja ke laut, sedangkan saat musim kemarau terjadi kekurangan air.

Dengan adanya bendungan ini, diharapkan produktivitas pertanian di Banyuwangi meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” paparnya. Dikatakan, Waduk Bajulmati merupakan waduk multifungsi.

Selain berfungsi menjaga ketersediaan air irigasi, waduk tersebut juga berfungsi sebagai penyedia air baku, penahan banjir, pembangkit listrik tenaga mikro hidro, dan sebagai destinasi wisata. Mudjiaji menambahkan, Waduk Bajulmati mampu menampung air hingga 10 juta meter kubik.

Air tersebut bisa digunakan untuk mengairi 1.8M hektare lahan pertanian dan mengalirkan air baku hingga 120 liter per detik. “Dengan adanya bendungan ini, lahan pertanian di sekitarnya minimal bisa tanam padi dua kali dalam setahun,” harapnya.

Masih menurut Mudjiaji, Waduk Bajulmati juga akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik mikro hidro berkekuatan 340 kilowatt (Kw). Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Waduk Bajulmati, Amos Sangka, mengatakan waduk tersebut akan terisi optimal sekitar 3-4 bulan ke depan.

Waduk Bajulmati memanfaatkan sumber mata air Sungai Bajulmati yang berhulu di kawasan Gunung Ijen. “Kita perkirakan sekitar Maret-April waduk ini sudah terisi optimal. Saat musim kering ini debit sungai memang hanya 1.5 meter per detik, tapi sekitar akhir Debet yang sudah masuk musim hujan kita prediksi debit Sungai Bajulmati mencapai 100 meter kubik sampai 300 meter kubik per detik,” jelas Amos.

Amos menambahkan, salah satu fungsi Waduk Bajulmati adalah mengairi irigasi 1.800 Ha lahan pertanian. Rinciannya, 1.400 hektare diwilayah Banyuwangi dan 400 hektare di wilayah Kecamatan Banyuputih, Situbondo. (radar)