BANYUWANGI – Kurang dari tiga minggu lagi, ujian nasional (UN) di tingkat SMA, MA, dan SMK akan berlangsung. Di Banyuwangi, sebanyak 25 sekolah menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ini.
Dinas Pendidikan Banyuwangi menyatakan jika ke 25 sekolah tersebut sudah siap menjalankan UNBK sesuai dengan pedoman teknis (Domnis) yang di keluarkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dari 25 sekolah penyelenggara UNBK tahun ini, 24 merupakan SMK Negeri dan SMK Swasta. Sedangkan satu sekolah sisanya merupakan SMA Negeri.
Berdasarkan Domnis UN 2016, minimal sekolah yang akan melaksanakan UNBK harus menyelenggarakan tiga kali pengujian. Baik melalui try out maupun ujian-ujian di sekolah, seperti ujian mid semester, dan ujian semester.
“Sosialisasi sudah, pembagian Domnis sudah. Tinggal mereka mempersiapkan faktor penunjang lain, seperti genset dan computer cadangan,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen) Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suhud Ar.
Selain kesiapan pelaksanaan UNBK, Suhud menambahkan, bahwa yang berbeda tahun ini adalah sekolah yang menyelenggarakan UNBK tidak lagi diberi soal kertas oleh pusat. Tahun lalu, ada dua sekolah penyelenggara UNBK yaitu SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi dan SMKN 1 Banyuwangi.
Namun, dua SMK tersebut masih memperoleh soal kertas UN yang disiapkan di Polres Banyuwangi pada saat itu. Penyediaan soal kertas tahun lalu dilakukan, apabila terjadi kendala dalam pelaksanaan UNBK, maka siswa bisa segera menggunakan soal kertas untuk melaksanakan ujian nasional.
Tahun ini, kata Suhud, jatah soal ujian nasional dari kertas semacam itu tak lagi disediakan. Sehingga sekolah harus benar-benar mempersiapkan sistem computer beserta sarana dan prasarana pendukung untuk kelancaran kegiatan.
“Untuk peserta UNBK kita minta menyiapkan 10 persen komputer cadangan termasuk server cadangan. Jadi saat ada kendala bisa langsung diatasi,” ujarnya. Sedangkan untuk proses pelaksanaan UNBK tahun ini, secara keseluruhan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Proses ujian dilaksanakan dalam tiga sesi, sesuai dengan Domnis UNBK. Terlebih jumlah komputer yang disediakan di setiap sekolah adalah sepertiga dari jumlah siswa kelas tiga yang melak sanakan ujian nasional.
Untuk tingkat kesulitan dalam soal UNBK, Suhud menambahkan jika secara umum sama dengan soal ujian nasional berbasis kertas. Hanya saja variasi pengacakan soal lebih banyak. Karena itu kecil kemungkinan siswa akan memperoleh bocoran dalam pelaksanaan UNBK.
“Pelaksanaan ujian dengan computer ini memang ditarget lebih cepat dan efisien, termasuk berita acara setelah ujian, nanti bisa langsung di kirim tepat seusai tiap sesi berlangsung. Kemarin kita sudah kumpulkan penyelenggara UNBK, mereka menyatakan sudah siap,” tegasnya.
Sementara itu, SMK yang mengikuti UNBK adalah SMKN 1 Glagah, SMKN 1 Banyuwangi, SMKN Kalibaru, SMKN 1 Tegalsari, SMKN Darul Ulum Muncar, SMKN Wongsorejo, SMKN IU Singojuruh, SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi, SMK PGRI 1 Giri, SMK 17 Agustus Cluring, dan SMK Muhammadiyah 1 Genteng.
Berikutnya adalah SMK Bustanul Falah Genteng, SMK Darus salam Blokagung, SMK PGRI Rogojampi, SMK 17 Agustus Mun car, SMK Muhammadiyah 4 Glenmore, SMK 17 Agustus Genteng, SMK 17 Agustus Tegaldlimo, SMK Sritanjung Banyuwangi.
Sekolah lainnya antara lain SMK Gajah Mada Banyuwangi, SMK PGRI 1 Banyuwangi, SMK AL Azhar Sempu, SMK Manbaul Ulum, dan SMK Muhammadiyah 8 Siliragung. Sedangkan satu-satunya SMA yang menyelenggarakan UNBK adalah SMAN 1 Giri.(radar)