Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gandeng Warga Waspadai Radikalisme

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Anggota Marinir dan warga bersalaman di halaman PLP 7 Marinir, Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran.

PESANGGARAN – Tingginya angka ancaman teror pada petugas keamanan, dan munculnya rasa simpati dari warga pada gerakan radikalisme, membuat anggota di Pusat Latihan Pertempuran (PLP) 7 Marinir, Lampon, Desa/Kecamatan Pesanggaran meningkatkan kewaspadaan.

Untuk merebaknya gerakan radikalisme itu, PLP 7 Marinir, Lampon, menggandeng dan melakukan kerjasama dengan warga yang ada di pesisir Laut Selatan. “Kita perangi gerakan radikalisme bersama warga,” cetus Komandan PLP 7 Marinir, Lampon, Desa/ Kecamatan Pesanggaran, Mayor Mar Ronny Antonius Purba.

Menurut Purba, saat ini ancaman teror itu tidak hanya di daerah perkotaan. Di pedesaan dan pelosok juga berpotensi mendapat ancaman teror. “Semua daerah berpotensi,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Untuk mencegah ancaman teror itu, pihaknya menggandeng warga dalam bentuk kegiatan bersama. Itu dilakukan untuk menjaga kekompakan dan lebih kuat kemitraannya, baik dalam bermasyarakat maupun tukar informasi.

“Salah satu kegiatannya bareng- bareng membersihkan pantai,” terangnya. Kegiatan itu dilaksanakan karena di daerah Pantai Lampon itu selain menjadi lokasi pencarian ikan oleh para nelayan, juga menjadi medan dalam latihan marinir.

“Sebagian besar mata pencarian masyarakat itu mencari ikan di laut,” jelasnya. Purba menyebut, saat ini personil di PLP 7 Marinir, Lampon, telah ditambah. Di banding dua tahun lalu, jumlah personil Marinir yang ditugaskan di PLP 7 Marinir Lampon telah naik lima kali lipat.

“Kami berharap antara anggota Marinir dan warga bisa saling kenal,” cetusnya. Terkait potensi ancaman radikalisme, jelas dia, yang dikhawatirkan itu oknum di luar warga Lampon dengan melakukan propaganda dan menghasut warga, untuk mengingkari keberadaan NKRI dan Pancasila.

Apalagi, setahun terakhir banyak isu yang menyebutkan keterlibatan warga di Kecamatan Pcsanggaran dalam gerakan Gafatar hingga jaringan teroris Poso. “Untuk memantau melibatkan wvarga dalam berbagai kegiatan,” katanya.

Purba menyebut upaya propaganda agar warga tidak mempercayai atau antipati pada aparat termasuk Marinir, sudah mulai muncul. Dan itu sudah berhasil dibaca dengan adanya provokasi di jalanan yang memancing agar aparat bertindak brutal.

“Kalau kita terpancing, kita emosi, akan direkam lalu disebar, akhimya warga tidak suka sama kita,” cetusnya. Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Lampon, H. Imam Sujono, mengatakan kemungkinan adanya pengaruh radikalisme di masyarakat pesisir Lampon cukup kecil.

Semua aktivitas warga sangat terpantau dengan baik. Bahkan, jika ada pendatang baru akan segera diketahui oleh RT maupun RW setempat. “Jumlah KK (kepala keluarga) tidak terlalu banyak, sekitar 200 KK, semua terpantau,” ucapnya.

Tidak hanya itu, kerukunan antar umat beragama juga terpelihara dengan baik. Warga lintas agama, sejak lama sudah bisa hidup berdampingan. “Di sini sejak tahun 1967 sudah rukun, ada pura dan ada masjid,” jelasnya. (radar)