Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Topeng Madura, Mamaca dan Omprog Gandrung Kecaruk Di Bayu Songgon

topeng-madura,-mamaca-dan-omprog-gandrung-kecaruk-di-bayu-songgon
Topeng Madura, Mamaca dan Omprog Gandrung Kecaruk Di Bayu Songgon

Momentum tasyakuran Padepokan Suryo Mustiko dan seni topeng Laras Mustoko Jalmo yang melestarikan Kesenian Tari Topeng asal Sumenep yang dibawa 3 bersaudara sebelum 1945 dan diwujudkan Sanggar Kesenian oleh anak sepupuan tahun 1961 serta setahun Sanggar Suryo Mustiko yang kolaborasi Topeng Madura, Mamaca, saronen, kerawitan campursari, Literasi dan Video Kreatif serta kesenian Banyuwangi Di Dusun Pelantaran Desa Bayu Songgon, Selasa (25/11/25) Seakan menghidupkan kakek nenek leluhur mereka.

Diawali selamatan tahlilan bakdha maghrib dan ramah tamah jajanan pasar, polo pendem hingga tumpeng, ada sambutan Pengurus Suryo Mustiko ,Danang , yang ungkapkan prestasi hingga ke duta seni jatim atas nama. Qurrotul Angraini, aktif di event kecamatan dan hajatan “Hingga bisa tampil 2 tahun berturut-turut di Festival Kebangsaan Bakesbangpol lewat Forum Pembauran Kebangsaan dari Suku Madura, ” ungkap penari, Wiyogo dan pranotocoro ini seraya Terima kasih ke Kepala Desa Bayu yang telah memberikan seperangkat gamelan daerah Blambangan.

Kepala Desa Bayu Ir. Yulia Herlina terharu diacara yang mengingatkan cerita orangtuanya tentang kakek dan leluhurnya. Ia memang punya ayah ibu yang asal Madura. Dan Terima kasih pada semua pihak yang peduli dan melestarikan serta mengundang di Festival Kebangsaan.

“Maka Tari Topeng Laras mustoko jalmo jadi maskot dan tematik Desa dan bagaimana event formal di wilayahnya dihimbau untuk tampilkan kreasi Tari Topeng, ” tuturnya yang disambut tepuk tangan penonton.

Kehadiran Suwito, anggota DPRD yang bersyukur bisa bikin Dapur MBG di Songgon, membawa berkah. Ia sudah komunikasi dengan pihak eksekutif untuk membangun paving berkualitas yang kuat dilalui truk dan tahan dilewati air hujan. Tepuk tangan juga menggema saat spontan kontan membantu pengadaan lampu panggung .

“Seni daerah patut dilestarikan dan kami bermimpi bisa menampilkan ragam sanggar di bumi Blambangan di Songgon, ” tutur mantan kopassus yang siap bekerja dengan ikhlas melaksanakan amanat rakyat tak sekedar omon-omon.

Dan kala penampilan seni usai lagu kebangsaan dilanjut lagu kebanggan Umbul-umbul Blambangan ia ingat sejawatnya mantan Bupati Ir. H. Samsul Hadi.Sambil sesenggukan ia mohon hadirin kirim Al-Fatehah buat almarhum.

Juga Bung Aguk Darsono diberi kesempatan sambutan yang menyinggung soal hari jadi Banyuwangi 18 Desember dari peristiwa Perang Puputan Bayu.

“Maka selayaknya infrastruktur Desa Bayu harus lebih bagus dari jalan menuju Tumpang Pitu. Sela perang Puputan Bayu jadi semangat cinta tanah air dan berharap ada ikhtiar Desa bikin buku tentang sejarah dan filosofi Kesenian Tari Topeng yang jadi maskot Bayu bahkan suku Madura yang hidup di Banyuwangi, ” tutur pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dan Forum Banyuwangi Sehat (FBS) yang jadi inisiator pembangunan Monumen Perang Puputan Bayu saat jadi Sekretaris DHC’45 kala Kades Sukarno dan Bupati Ir. H. Samsul Hadi kala itu.

Setelah doa yang dipimpin Ketua MWC NU Ust Hasan Irama, Tari Gandrung Gurit Mangir,Gandrung Marsan, Jaran Goyang, Jebing Kacong dan pamungkas Tari Topeng yang menampilkan cerita…. seraya improvisasi soal aktualisasi miemntum niat hajat para cucu cicit mengenang dan mendoakan leluhurnya. (Yeti Chotimah/AWN/JN-SW)