Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pantai Wedi Ireng, Lagoon Eksotis di Balik Bukit

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

MASIH berada di Kecamatan Pesanggaran, kecamatan ujung selatan ini memang banyak menyimpan pantai eksotis. Setelah dari Pantai Mustika, tim ekspedisi mengunjungi Pantai Wedi Ireng. Pantai yang merupakan tipe lagoon ini berada di balik bukit sisi barat Pantai Mustika, Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran.

Ada dua pilihan jalur untuk mencapai lokasi Pantai Wcdi Ireng. Alternatif pertama adalah melewati jalur laut dan rute kedua adalah jalur darat. Jika melewati jalur darat, kendaraan mentok harus parkir di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pancer.

Karena akses jalan darat hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki.  Nah, untuk jalur laut, kita bisa menyewa perahu di Pantai Mustika maupun Pantai Pancer untuk menuju Pantai Wedi Ireng. Tentu menumpang perahu ini tidak gratis.

Menuju Pantai wedi Ireng dengan jalur laut, para pengunjung harus membayar ongkos perahu Rp 25 ribu per orang.  Akan tetapi, pada waktu itu kami sengaja memilih jalur darat. Lepas dari TPI Pancer, kami harus menyeberangi sebuah muara sungai di Pancer.

Muara yang kami lewati juga tidak terlalu dalam. Kedalaman muara saat kami lewati hanya sebatas dengkul orang dewasa. Setelah melewati muara tersebut, kami pun menjumpai sebuah gapura dari kayu pertanda itu adalah pintu masuk menuju Pantai wedi Ireng.

Tidak gratis masuk menuju Pantai Wedi Ireng melewati bukit tersebut. Setiap pengunjung harus membayar Rp 3.000 per orang. Yang menjaga loket pintu masuk menuju Pantai wedi Ireng adalah warga setempat. ”Ini untuk biaya kebersihan.

Yang mengelola warga sekitar.” ujar salah satu warga bertampang sangar yang menjaga loket pembayaran. Patut disayangkan, tarif Rp 3.000 per orang itu tidak disertai tiket. Pengunjung hanya dicatat di buku tulis. Itu pun buku tulis terkesan sekenanya, mirip buku tulis siswa kelas tiga sekolah dasar.

“Tanpa karcis semacam itu cukup repot pertanggungjawabannya.” ujar seorang lelaki yang menunggu warunng di puncak bukit menuju Pantai Wedi Ireng.  Benar juga yang dikatakan lelaki itu. Tarif masuk Rp 3.000 memang tidak banyak.

Tetapi, pantauan tim ekspedisi, pengunjung pantai wedi Ireng sore itu terus mengalir hingga ratusan orang. Artinya, uang pemasukan kas yang katanya untuk kebersihan itu lumayan besar. Namun, lupakan saja urusan pungutan kebersihan tanpa karcis itu.

Kita kembali fokus ke perjalanan menuju Pantai Wedi ireng melintasi bukit. Ya, namanya saja bukit, jalur yang kami lewati bisa dikatakan sangat ekstrem karena jalannya menanjak. Jarak yang kami lewati juga cukup jauh saat melewati bukit menuju pantai.

Kira-kira berjarak 3 Km jauhnya. Sepanjang perjalanan, kami banyak menjumpai pohon pisang dan pohon-pohon besar lain. Sekitar 45 menit melewati jalan bukit dengan pemandangan pohon. Akhirnya kami sampai juga di Pantai wedi Ireng, Suguhan pemandangan yang eksotik pantai ini ternyata mampu mengobatj rasa lelah berjalan kaki naik turun bukit.

Keindahan pantai yang ada di sebuah teluk lagoon ini sangat menawan sekali. Pantai ini diapit oleh dua bukit. Ombak yang ada di Pantai Wedi Ireng juga tidak besar. Relatif aman untuk berenang dan snorkeling. Air laut juga terlihat jernih dan tentunya pasirnya berwarna putih menarik.

Menariknya, air laut yang ada di Pantai wedi Ireng ini tidak terlalu terasa asin, airnya mungkin sedikit terasa payau di lidah. Saat kami menceburkan diri ke air laut, mata kami pun tidak terasa pedas karena memang air tidak terlalu asin.

“Enak mandi di sini, airnya tidak terlalu asin,” ujar wartawan olahraga JP- RaBa Ali Nurfatoni yang spontan menceburkan diri berenang di pantai ini. Suasana Pantai Wedi Ireng ini tampaknya masih benar-benar alami. Warna air laut yang jernih tampak kehijauan saat kami lihat dari atas pasir di Pantai wedi Ireng.

Tampak kontras antara warna pasir putih, bukit berwarna hijau, air laut berwarna kehijauan, dan tentunya langit yang berwarna biru menyala. Sungguh indah, kami pun ingin berlama-lama di lagoon kecil ini. karena suguhan pemandangan yang sangat begitu eksotik.

Bebatuan cadas juga banyak terdapat di pantai Wedi Ireng. Banyak pengunjung yang datang menjadikan batu paras tersebut untuk latar belakang foto. Karena pantai ini semakin hari semakin banyak pengunjung. Beberapa fasilitas penunjang seperti toilet, warung, dan gazebo juga sudah tersedia.

Bahkan deretan payung tempat berteduh juga tampak berjejer di sepanjang pasir putih Pantai Wedi Ireng. Nah. kami pun sempat heran dengan nama Pantai wedi Ireng ini. Sebab, pantai ini seluruhnya berwarna putih.

Dilihat sekilas, pantai yang ada di wedi Ireng ini seluruhnya berwarna putih. Namun, rasa penasaran kami pun terjawab sendirinya. Ternyata ada juga sedikit butiran pasir yang berwarna hitam yang ada di sekitar pantai.

“Adanya beberapa butiran pasir berwarna hitam di sekitar pasir warna putih ini yang membuat pantai ini dinamakan Pantai wedi ireng,” ujar Agus Baihaqi, kepala biro Jawa Pos Radar Genteng (radar)