Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bentuk Mirip Asli, Dilengkapi Power Steering

UNIK: Truk mini mengikuti gerak jalan Trajaba.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
UNIK: Truk mini mengikuti gerak jalan Trajaba.

Warga Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, memiliki hobi menarik. Setahun terakhir ini beberapa warga desa itu gandrung bermain truk mini.

-AGUS BAIHAQI, Muncar-

PENAMPIL AN truk dengan ukuran relatif kecil itu sangat menarik. Bentuknya mirip truk yang sebenarnya. Mulai kabin depan (kepala) hingga bak belakang, semua mirip aslinya. Roda yang dipasang pun roda karet asli. Bahkan, agar lebih nyaman saat mengendarai, truk mungil tersebut juga dipasangi power steering.

Ukuran truk karya warga Desa Kumendung itu cukup beragam. Paling kecil panjangnya sekitar 1,5 meter dengan lebar 60 centimeter dan tinggi sekitar satu meter. Truk yang paling besar memiliki dimensi panjang 2,4 meter, lebar 90 centimeter, dan tinggi 1,5 meter. “Milik saya ini kayaknya yang paling besar,” cetus Samsul Hadi Irawan, 40, warga Desa Kumendung.

Miniatur truk tersebut digandrungi warga Desa Kumendung setahun terakhir. Bahkan, tidak jarang warga desa tetangga ikut membuat truk, seperti warga Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar; Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi; serta Desa Rejoagung, Desa Bagorejo, dan Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. “Yang pertama membuat truk mini ini dari Kumendung,” tegas Samsul.

Awal keberadaan komunitas truk mini tersebut ternyata terinspirasi mobil-mobilan anak-anak di Desa Kumendung. Lantaran dianggap bagus, para pemuda dan orang tua akhirnya ikut- ikutan membuat mobil-mobilan dengan ukuran agak besar. “Di Desa Kumendung, sekarang ada sekitar 40 unit truk mini,” katanya.

Banyaknya warga yang membuat truk mini tersebut akhirnya melahirkan sebuah komunitas miniatur truk. Anggota komunitas itu bukan hanya berasal dari Desa Kumendung, tapi juga dari desa tetangga. “Anggotanya sekitar 75 unit truk mini,” se but Samsul yang juga menjabat kepala urusan (kaur) umum di kantor Desa Kumendung itu.

Komunitas truk mini itu juga memiliki ke-giatan rutin, yaitu keliling kampung setiap Sabtu malam. “Setiap malam Minggu, kita kumpul di kantor desa dan jalan-jalan bersama,” ujarnya. Jalan-jalan kampung tersebut selalu mendapat perhatian warga. Apalagi, setiap mi niatur truk itu diberi berbagai aksesori menarik. “Diberi lampu seperti mobil asli, dan hampir semua truk dipasangi sound system,” ungkapnya.

Aneka aksesori di miniatur truk tersebut membuat biaya pembuatan truk tersebut semakin mahal. Tidak heran, membuat satu truk mini bisa menghabiskan anggaran hingga Rp 15 juta lebih. “Bila dihitung, saya habis Rp 15 juta lebih,” sebutnya. Truk milik Samsul ini berbahan kayu dan tripleks. Truk mini tersebut dipasangi roda dan cat seperti truk Fuso.

Untuk membuat truk dan aksesori lampu sebenarnya ha nya Rp 5,5 juta. “Yang mahal itu sound system, genset, dan proyektorbeserta layar,” bebernya. Meski hanya berupa miniatur dengan uku ran kecil, tapi truk buatan Samsul itu bisa dinaiki orang dewasa. Bahkan, agar ja lannya benar harus dikendalikan seorang sopir. “Cuma tidak ada mesinnya, sehingga kalau jalan harus didorong,” katanya.

Tidak semua miniatur truk ini meng-habiskan belasan juta rupiah. Ada pula yang habis kurang dari Rp 10 juta. “Rata-rata dengan aksesori habisnya sekitar Rp 10 juta. Semakin banyak aksesori yasemakin banyak biayanya,” sebut Husen, kepala Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Husen mengaku bangga dengan kreativitas warganya. Apalagi, komunitas miniatur truk tersebut membuat para remaja dan pemuda di desanya menyatu.

“Setiap ma lam Minggu kita ajak kumpul-kumpul di kantor desa,” katanya. Kegiatan yang dilakukan dengan cara arak-arakan miniatur truk itu diharapkan bisa mengurangi angka kenakalan remaja. ‘’Daripada mereka cangkrukan dan sering menimbulkan perbuatan negatif, lebih baik kumpul bersama sambil bermain truk mini,” ujarnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :