Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Anas Desak Evaluasi Tatib Sekolah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Bupati Abdullah Azwar Anas.

SEMENTARA itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mendesak Dinas Pendidikan (Dispendik) mengevaluasi semua tata-tertib (tatib) sekolah di Banyuwangi. Evaluasi diperlukan agar peristiwa yang menimpa Yemina Swandina Alfa, salah satu calon peserta didik yang terpaksa mencabut berkas pendaftaran di SMPN 3 Genteng lantaran merasa menjadi korban diskriminasi di sekolah tersebut.

Sebelumnya, Yenima mrngalami kejadian kurang mengenakan saat hendak masuk SMPN 3 Genteng. Alumnus SDN 5 Genteng, ini terpaksa menarik berkas pendaftaran di SMPN 3 Genteng karena sekolah tersebut menerapkan aturan seluruh siswa wajib mengenakan jilbab.

Di sisi lain, Yenima tidak mengenakan jilbab lantaran dia merupakan umat Kristiani. Pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur regular online tahun 2017, Yenima memilih SMPN 1 Genteng sebagai sekolah pilihan pertama dan SMPN 3 Genteng sebagai pilihan kedua.

Namun, dia terdepak dari persaingan memperebutkan bangku kosong di sekolah pilihan pertama dan lantas diterima di SMPN 3 Genteng. Namun sayang, Yenima gagal masuk SMPN 3 Genteng karena adanya aturan siswi wajib berjilbab.

Dia lantas mendaftar kembali di SMPN 1 Genteng melalui PPDB jalur penelusuran bakat minat dan berhasil diterinna disalah satu SMPN negeri favorit di Banyuwangi tersebut. Peristiwa yang menimpa Yenima itu sempat terjadi perbincangan banyak netizen di jagat Media sosial (Medsos).

Bupati Anas pun tidak tinggal diam. Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi ini menginstruksikan Dispendik mengambil langkah-langkah terukur. “Dispendik akan mengkaji model peringatan dan pembinaan. Minimal peringatan keras. Saya juga minta Dispendik me-review semua aturan sekolah, jangan sampai ada yang keluar dari norma kebangsaan kita,” ujarnya sesaat usai sarapan bersama Yenima di kantor Pemkab Banyuwangi kemarin (17/7).

Ya, Bupati Anas secara khusus mengundang Yenima datang ke kantor Pemkab Banyuwangi untuk mendengar langsung pengalaman siswi tersebut. Saat bertemu Anas, Yenima didampingi sang ayah yakni Timotius Purno Ribowo.

Selain itu, hadir pula Kepala Dispendik Sulihtiyono dan Kepala Bidang (Kabid) SMP Dispendik, Suratno. “Saya sekaligus menyampaikan permintaan maaf atas nama pemerintah daerah, karena bagaimana pun SMP negeri adalah lembaga di bawah pemkab. Dan mari kita jaga bersama-sama kerukunan umat beragama di Banyuwangi. Saling menghargai kuncinya,” seru Anas.

Anas mengaku mendapat masukan dan pelajaran dari peristiwa yang menimpa Yenima. “Aturan yang diskriminatif dalam bentuk apa pun tidak boleh diberlakukan. Kami akan tegas terhadap aturan-aturan yang mendiskriminasi dalam bentuk apa pun,” cetusnya.

Anas menambahkan, sebagai bupati dan sebagai wakil pemerintah pusat di Banyuwangi, dirinya meminta maaf atas peristiwa tersebut. “Ini tidak boleh terulang. Apalagi Banyuwangi selama ini tidak ada masalah. Hubungan antar umat beragama berjalan baik. Kita dapat Harmoni Award,” kata dia.

Terkait pimpinan sekolah yang membuat aturan diskriminatif, Anas telah memerintahkan Dispendik untuk mengambil langkah. Dispendik harus menemukan letak kesalahan, apakah pada panitia PPDB di SMPN 3 Genteng atau kesalahan ada pada pihak kepala sekolah.

“Nanti biar dievaluasi oleh Pak Sulih (kepala Dispendik Sulihtiyono, Red). Kalau perlu dilakukan penggantian Lacak,” tegas Anas. Sementara itu, Sulihtiyono mengatakan, tata tertib sekolah tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).

Selain mengacu Permendikbud, tatib juga disusun dengan mengakomudasi muatan lokal asal tidak bertentangan dengan norma dan aturan. “Sedangkan ini (tatib di SMPN 3 Genteng bertentangan. I-Iarus diperbaiki,” jelasnya.

Sulih mengaku pihaknya akan melakun evaluasi terkait kejadian di SMPN 3 Genteng. “Akan kita kaji. Apakah kesalahan pada panitia PPDB atau Kasek. Setelah ini, kita akan menentukan sanksinya,” tegasnya.

Sementara itu, Timotius Purno Ribowo, berterima kasih atas respons Bupati Anas. “Sebenarnya saya sudah tidak ada masalah dengan hal ini, tapi saya terharu dengan perhatian Pak Anas,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, Anas mentotivasi Yenma yang bercita- cita menjadi bidan. Anas juga memberikan beasiswa kepada Yenima. “Harus serius ya belajarnya. Semoga terwujud cita-citanya menjadi bidan,” pungkas Anas. (radar)