Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Cuaca Ekstrem, Pelabuhan Ketapang Buka-Tutup

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

ombakSEMENTARA itu, dampak cuaca ekstrem di Selat Bali juga dirasakan operator dan pengguna jasa penyeberangan. Setelah menutup aktivitas pelayaran lintas Jawa-Bali pada Sabtu malam (14/6), otoritas penyeberangan kembali memberlakukan hal yang sama Minggu malam (15/6) hingga dini hari kemarin (16/6). Informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyu wangi, penutupan aktivitas pelayaran kali ini berlangsung mulai Minggu pukul 23.00 hingga 00.30 kemarin.

Penutupan aktivitas penyeberangan dipicu gelombang tinggi di perairan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali tersebut. Manager Operasional PT. ASDP Indonesia Ferry (IF) Cabang Ketapang, Saharuddin Koto mengatakan, akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Selat Bali, pihaknya memberlakukan sistem buka-tutup penyeberangan. Saat gelombang tinggi, pihaknya langsung menunda pelayaran. Dikatakan, penundaan pelayaran dilakukan demi menjamin keselamatan penumpang. “Seperti yang kami lakukan dua malam terakhir (Sabtu dan Minggu). 

Pada saat gelombang tinggi, penyeberangan langsung kami tunda. Itu demi keselamatan bersama,” ujarnya. Hal senada dilontarkan pihak Syahbandar Ketapang. Dikatakan, akhir-akhir ini gelombang di Selat Bali cukup tinggi. Begitu keadaan kurang memungkinkan dilakukan bongkar-muat, aktivitas penyeberangan langsung ditunda. “Demi keselamatan penyeberangan, kami memberlakukan sistem buka-tutup,” ujar salah satu perwira jaga Syahbandar lintasan landing craft machine (LCM) Ketapang.

Seperti diberitakan kemarin,  lalu-lintas penyeberangan lintas Jawa-Bali tersendat Sabtu malam (14/6). Gara-gara gelombang tinggi dan arus kencang, aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, ditutup selama sekitar 45 menit. Kejadian itu memicu kendaraan yang hendak diseberangkan ke Bali memenuhi pelataran parkir Pelabuhan LCM Ketapang. Beruntung, sebelum antrean kendaraan meluber ke jalan raya, cuaca membaik, sehingga aktivitas penyeberangan kembali dibuka.  

Penundaan penyeberangan di pelabuhan movable bridge (MB)- ponton dan LCM dilakukan mulai pukul 21.45. Penutupan dipicu ombak pantai mencapai sekitar satu meter. Selain itu, kecepatan arus di Selat Bali berkisar enam knot sampai delapan knot. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, otoritas penyeberangan memutuskan menunda penyeberangan. “Pihak Syahbandar berkoordinasi dengan ASDP. Disepakati  menunda penyeberangan sampai kondisi membaik,” ujar perwira jaga Syahbandar lintasan LCM Ketapang, Andry Laksana.

Dikatakan, penundaan aktivitas penyeberangan didasari beberapa pertimbangan, salah satunya gelombang pantai cukup tinggi yang dipicu gerak pasang arus laut. Kala itu, ketinggian gelombang di Pantai Ketapang mencapai sekitar satu meter. Pada saat nyaris bersamaan, arus laut cukup kencang, yakni berkisar enam knot sampai delapan knot. Bandingkan kecepatan standar kapal yang melayani rute penyeberangan di Selat Bali yang “hanya” sekitar lima knot. (radar)