sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Peta pembangunan infrastruktur di Pulau Dewata memasuki babak baru.
Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi kini menjadi fokus utama pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dari ujung barat hingga jantung Bali.
Tak tanggung-tanggung, jalan bebas hambatan ini akan membentang seluas kurang lebih 1.113,33 hektar dan membelah puluhan desa di tiga kabupaten utama.
Berdasarkan pengumuman penetapan lokasi terbaru, terdapat 58 desa/kelurahan yang akan dilintasi oleh jalur beton ini.
Proyek ini diharapkan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru sekaligus solusi kemacetan di jalur arteri yang selama ini menjadi urat nadi logistik Bali-Jawa.
Baca Juga: Lomba Video Kreatif Ijen Golden Route Ungkap Destinasi Wisata Baru di Licin
Jembrana Jadi Titik Terluas
Berdasarkan peta yang dilansir dari laman arcgis.com, Kabupaten Jembrana menjadi wilayah dengan cakupan lahan paling dominan, yakni mencapai 683,75 hektar.
Jalur tol dimulai dari gerbang masuk Bali di Kelurahan Gilimanuk, kemudian memanjang melewati wilayah strategis di Kecamatan Melaya, Negara, Jembrana, Mendoyo, hingga Pekutatan.
Beberapa desa dengan dampak signifikan di Jembrana antara lain Desa Melaya, Kaliakah, Penyaringan, hingga Pengeragoan.
Kawasan Pekutatan yang selama ini dikenal dengan potensi agrowisatanya juga akan menjadi titik krusial dalam pembangunan ini.
Baca Juga: Progres Tol Gilimanuk-Mengwi: PPK dan BPN Bali Kebut Pembebasan Lahan di 58 Desa
Tabanan dan Badung Sebagai Penghubung Utama
Berlanjut ke timur, tol ini akan melintasi Kabupaten Tabanan seluas 420,40 hektar.
Sumber: dispuprkim.baliprov.go.id, bali.atrbpn.go.id, arcgis.com
Page 2
Minggu, 21 Desember 2025 | 19:15 WIB
Page 3
Jalur ini akan melewati kawasan hijau di Selemadeg Barat, Kerambitan, hingga Marga.
Desa-desa seperti Selabih, Antosari, Bantas, hingga Tunjuk masuk dalam daftar wilayah yang dipetakan untuk pembebasan lahan.
Puncaknya, proyek ini akan berakhir di Kabupaten Badung, tepatnya di Kecamatan Mengwi seluas 9,18 hektar.
Desa Sembung dan Desa Werdi Bhuwana menjadi titik akhir yang akan menyambungkan arus kendaraan menuju pusat pariwisata Bali Selatan.
Baca Juga: Cek Daftar Diskon Tarif Tol Trans Jawa Desember 2025: Jakarta-Semarang Jadi Lebih Murah!
Visi Besar di Balik Beton Tol
Gubernur Bali dalam keputusannya menegaskan bahwa maksud pembangunan tol ini bukan sekadar membangun jalan.
Ada misi besar untuk mengembangkan destinasi pariwisata baru berbasis budaya yang berpihak pada rakyat.
Dengan terpangkasnya waktu distribusi, diharapkan biaya logistik menurun dan akses ke pasar internasional semakin terbuka lebar.
“Pembangunan infrastruktur ini terintegrasi untuk mendukung konektivitas antar wilayah, sehingga akses publik dan ekonomi Krama Bali semakin kuat,” tulis poin utama dalam pengumuman tersebut.
Baca Juga: Gandeng Danantara, BRI Gerak Cepat Pulihkan Sumatera: Tak Sekadar Sembako, Fokus Perbaiki Sekolah dan Puskesmas
DAFTAR DESA/KELURAHAN YANG DILEWATI TOL GILIMANUK-MENGWI
- KABUPATEN JEMBRANA (683,75 Ha)
- Kec. Melaya: Gilimanuk, Melaya, Blimbingsari, Ekasari, Nusasari, Warnasari, Candikusuma, Tuwed, Tukadaya, Manistutu.
- Kec. Negara: Kaliakah, Banyubiru, Berangbang, Baler Baleagung.
- Kec. Jembrana: Pendem, Dauhwaru, Batuagung, Mendoyo Dangin Tukad.
- Kec. Mendoyo: Mendoyo Dauh Tukad, Pohsanten, Pergung, Tegalcangkring, Penyaringan, Yehembang Kauh, Yehembang, Yehembang Kangin, Yehsumbul.
- Kec. Pekutatan: Medewi, Pulukan, Pekutatan, Pangyangan, Gumbrih, Pengeragoan.
- KABUPATEN TABANAN (420,40 Ha)
- Kec. Selemadeg Barat: Selabih, Lalanglinggah, Lumbung, Bengkel Sari, Antosari.
- Kec. Selemadeg: Bajera Utara, Selemadeg.
- Kec. Selemadeg Timur: Megati, Gadungan, Bantas.
- Kec. Kerambitan: Timpag, Meliling, Sembung Gede, Kesiut, Batuaji.
- Kec. Penebel: Rianggede.
- Kec. Tabanan: Wanasari, Buahan, Tunjuk.
- Kec. Marga: Marga Dauh Puri, Marga, Kuwum, Selanbawak.
- KABUPATEN BADUNG (9,18 Ha)
- Kec. Mengwi: Desa Sembung, Desa Werdi Bhuwana.
Baca Juga: Hari Keempat Nataru, Stasiun Surabaya Gubeng Jadi Pusat Pergerakan Penumpang Kereta Api
Target Rampung 2027
Proses pengadaan tanah ditargetkan selesai pada akhir tahun 2027, sementara proses konstruksi fisik diperkirakan memakan waktu hingga sepuluh tahun ke depan.
Sumber: dispuprkim.baliprov.go.id, bali.atrbpn.go.id, arcgis.com







