MUNCAR – Diduga karena di protes oleh warga sekitar, pembangunan tower di Dusun Kalimati, RT 1, RW 5, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, untuk sementara pengerjaannya di hentikan. Pemilik lahan yang akan dibuat untuk pembangunan tower, Sunarko, 41, mengaku tidak tahu menahu adanya aksi penolakan warga terhadap pembangunan menara seluler di lahan miliknya.
“Saya dengar-dengar ada demo ke kantor Desa Kedungrejo, waktu itu saya sedang di rumah mertua di Kecamatan Songgon,” ungkap Sunarko, saat di temui di rumahnya kemarin (15/2). Menurut Sunarko, penolakan pembangunan tower itu bukan menjadi urusannya.
Tapi, itu urusan pengelola proyek pembangunan tower. Dia juga tidak mengetahui akan di bangun atau didirikan tower untuk jaringan apa. “Saya tidak tahu itu,” katanya. Tanah yang akan dibuat untuk tower dengan ukuran 10 meter kali 10 meter, itu sudah mulai di nego oleh pihak penyewa sejak November 2016 lalu. Tapi baru realisasi pembangunannya sepekan lalu.
“Kapan hari ada orang kerja menggali untuk fondasi, karena ada aksi protes warga, akhirnya berhenti sementara waktu,” katanya. Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, lokasi pembangunan tower itu sudah digali. Sejumlah material untuk bahan bangunan seperti pasir, batu koral, pagar besi, kayu sirap juga sudah ada di sekitar lokasi pembangunan. Sayangnya, tidak ada aktivitas apa pun di lokasi tersebut.
“Tadi pagi banyak besi, tapi tidak tau di angkut kemana,” terang Sunarko. Dikonfirmasi terpisah terkait penolakan warga atas pembangunan tower itu, Kepala Desa Kedungrejo, H. Abdurachman, mengakui ada warga yang protes pembangunan tower di lokasi Dusun Kalimati tersebut.
Warga yang menolak itu, jelas dia, warga terdampak yang belum menerima kompensasi. Sejak awal, rencana pembangunan tower itu diurus langsung Kepala Dusun Kalimati, Saham. “Sebelum saya teken, saya tanya pada kepala dusun apa sudah selesai dan tidak ada masalah. Warga juga sudah menandatangani surat persetujuan bermaterai, makanya saya berani tanda tangan,” ujarnya.
Dia juga kaget saat ada gejolak penolakan dari warga tersebut. Untuk menyelesaikan masalah itu, rencananya hari ini (16/2), warga terdampak pembangunan tower akan diundang dalam musyawarah di kantor desa. (radar)