Antre Pembagian Air Bersih di Desa Bangsring
WONGSOREJO – Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi masih terus melakukan upaya pengiriman air bersih ke berbagai daerah yang mengalami krisis air bersih. Jumat kemarin (23/10) BPBD mengirim tujuh rit tangki air bersih ke berbagai daerah yang mengalami kekeringan.
Salah satu daerah yang dikunjungi adalah Dusun Kampung Tengah, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Daerah tersebut memang sangat membutuhkan air bersih dari pemerintah. Letak dusun yang jauh dari perkotaan itu membuat warga di sana sangat membutuhkan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Sumber air yang biasa mereka dapat melalui pipa sumber saat ini kering lantaran musim kemarau berkepanjangan. Saat petugas BPBD datang, seluruh warga Desa Kampung Tengah langsung berbondong-bondong mendapatkan air secara gratis.
Dengan menggunakan jeriken, warga mengantre dengan rapi. “Di sini sulit air sejak beberapa bulan lalu, sumber mata air dari Selogiri mengering karena kemarau ini,” kata Aqsi, 60, salah satu warga. Aqsi menambahkan, jika tidak ada bantuan air bersih tersebut seluruh warga Kampung Tengah harus berusaha keras mendapatkan air bersih.
Warga harus menempuh jarak cukup jauh, yakni sekitar 10 Km, untuk mendapatkan air bersih lantaran sumber air satu-satunya di dusun tersebut sudah macet saat kemarau tiba. “Harus turun ke Bangsring kalau mencari air.
Air untuk mandi, minum, dan lainnya benar- benar harus kita irit,” tuturnya. Kepala Bidang Kedaruratan dan logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi, saat berada di lokasi mengatakan Dusun Kampung Tengah merupakan daerah terakhir pendistribusian air bersih kemarin.
Kemarin pihaknya telah mengirimkan sebanyak tujuh rit air dengan kapasitas air satu rit berisi 5.000 liter air. “Hari ini (kemarin) kami telah mengirim empat rit air bersih ke daerah Banyuwangi selatan, dua rit di Kecamatan Kalipuro, dan satu rit di Dusun Kampung Tengah, Wongsorejo,” kata Eka kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Di Kampung Tengah, Desa Bangsring, tersebut menurut Eka Muharam memang sangat memprihatinkan. Bayangkan, pihak BPBD yang membawa 5.000 liter air habis dalam waktu kurang lebih dua jam. Padahal, biasanya satu dusun hanya perlu 2000-3000 liter air.
“Warga Kampung Tengah ini memang sangat membutuhkan air bersih. Sumber air di sini tidak ada yang dekat,” kata Eka. Menurutnya, kekeringan yang melanda beberapa kecamatan di Banyuwangi itu akan terus berlanjut jika kemarau tidak kunjung usai.
Berdasar data terakhir kemarin, dilaporkan bahwa ada lagi suatu dusun yang mengalami kekeringan saat musim kemarau seperti ini. “Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, dan Dusun Pancoran, Desa Ketapang, Kalipuro, dilaporkan juga perlu pengiriman air bersih,” jelasnya.
Musim kemarau yang cukup panjang mengakibatkan sebagian wilayah di Banyuwangi mengalami krisis air bersih. Data Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Banyuwangi, ada sembilan kecamatan yang mengalami krisis air bersih.
Di sembilan kecamatan tersebut ada 58 dusun dari 28 desa yang mengalami krisis air bersih. Sekadar diketahui. pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi musim kemarau yang melanda Banyuwangi dan sekitarnya ini akan berlangsung lama.
BMKG menyebut musim kemarau saat ini bisa terjadi sampai Desember. Selain karena saat ini musim kemarau, juga karena letak matahari dominan berada di selatan garis ekuator. Dengan letak matahari di selatan garis ekuator, otomatis matahari akan menyengat daerah di selatan ekuator, termasuk Banyuwangi. (radar)