Selama 10 Bulan Tahun 2016
BANYUWANGI- Hingga semester dua tahun 2016, ekspor produk Banyuwangi mencapai USD 36,58 juta atau sekitar Rp 490,17 miliar dengan kurs Rp 13.400. Nilai ekspor itu naik sekitar enam persen dari semester pertama yang mencapai USD 23,5 juta.
Berdasar Free On Board (FOB) Instansi Penerbit Surat Kete rangan Asal (IPSKA) Banyuwangi dan Surabaya, ekspor Banyuwangi tahun ini naik sekitar 4,7 persen dibanding tahun 2015. Sebagian besar nilai ekspor disumbang ekspor ikan hias.
Hary Cahyo Purnomo, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam), mengatakan ekspor Banyuwangi sampai bulan Oktober tahun 2016 mencapai 36,58 juta dolar Amerika. Sampai saat ini ada tiga tambahan eksporter yang mendaftarkan ekspornya melalui IPSKA Banyuwangi.
Meningkatnya jumlah eksporter, kata Hary, dipicu oleh geliat ekonomi Banyuwangi yang semakin membaik, sehingga banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi. Tiga eksporter tersebut itu adalah CV Sea Quest, PT Alfa Agro, dan PT Golden Marine.
“Tambahan tiga eksporter itu, kenaikan nilai ekspor dimungkinkan naik lagi menjadi sekitar tujuh hingga delapan persen pada tutup tahun. Juga karena masih menunggu hasil perhitungan bulan November dan Desember,” ujarnya. Komoditas yang memberikan kontribusi paling besar terhadap kegiatan ekspor semester pertama dan dua adalah ikan hias.
Ekspor ikan hias di semester pertama mencapai 453 kali, kemudian disusul dengan ekspor udang sebanyak 166 kali. “ 90 persen ikan hias tersebut di ekspor ke negara China, “ bebernya. Negara tujuan ekspor non migas Banyuwangi meliputi 54 negara.
Contoh negara tujuan ekspor nonmigas Banyuwangi di antaranya China, India, Inggris, Jepang, Mexico, Amerika Serikat, Italia, Selandia Baru, Korea Selatan, Malaysia, Austria, Filipina, Papua Nugini, dan Peru. (radar)