Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Empat PSK Lokalisasi Sumberloh Digaruk Polisi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SINGOJURUH – Anggota kepolisian dan koramil menggerebek lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) Sumberloh, Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (12/4/2018) kemarin.

Penggerebekan yang dipimpin Kapolsek Singojuruh, AKP Sumono itu berhasil menjaring empat PSK yang sedang asyik di wismanya. “Para PSK itu kita bawa ke polsek untuk diadakan pemeriksaan,” cetus Kapolsek AKP Sumono.

Empat PSK itu berinisial SL, 41, warga Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul; KR, 34, asal Dusun Klentean, Desa Pandansari, Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo; RF, 36, warga Kampung Sindanghayu, Kelurahan Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan AS, 26, warga Dusun Gunungsari, Desa Resongo, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Probolinggo. “Mereka itu kita temukan di beberapa wisma,” terangnya.

Kapolsek menyebut operasi yang dilakukan bersama anggota Koramil Singojuruh, itu karena ada laporan dari masyarakat terkait aktivitas di eks lokalisasi terbesar di Banyuwangi itu. “Operasi ini kita lakukan mendadak, karena takut bocor,” ujarnya.

Upaya itu ternyata berhasil, dalam razia ini berhasil menemukan empat PSK yang tiga di antaranya berasal dari luar Banyuwangi. “Dalam operasi ini semua wisma yang ada di lokalisasi itu kita geledah, ternyata hanya ada empat ini,” cetusnya.

Kapolsek menyebut operasi yang dilakukan ini juga untuk penegakan perda nomor 4 tahun 2007 tentang penularan HIV/AIDS di Banyuwangi. Para PSK yang diamankan, akan dilakukan tindak pidana ringan (tipiring). “Mereka kita tipiring dan dipulangkan,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu warga di sekitar lokalisasi PSK Sumberloh, Sulis, 38, menyampaikan lokasi tersebut sudah tidak aktivitas lagi. Apalagi ini menjelang puasa dan banyak PSK yang dari luar Banyuwangi pulang kampung.

“Sudah tidak ada aktivitas, hanya satu dua orang saja yang memang masih melaksanakan aktivitas,” katanya.

Sulis mengatakan saat di lokalisasi itu masih aktif, banyak penarikan yang dilakukan Warga sekitar, itu mulai dari penitipan motor, tiket masuk dan lainnya. Hanya saja, penarikan itu sifatnya sukarela. Dari dari penarikan itu, sebagian diperuntukkan bagi anak yatim dan kaum duafa.

“Hasil dari penitipan motor dan lainnya itu digunakan untuk kepentingan masyarakat dan kegiatan sosial keagamaan,” katanya.

Sulis menambahkan, kurangnya perhatian pemerintah kepada masyarakat yang ada di sekitar lokalisasi membuat warga membuka usaha tempat penitipan. Jika pemerintah melihat dan mengetahui perekonomian dan sosial di lingkungannya, pasti tidak akan tega melihat banyaknya pengangguran dan para kaum duafa yang telantar.

“Jika bukan masyarakat sekitar yang peduli dengan kaum duafa, terus siapa lagi,” ungkapnya.

Seperti yang diberitakan harian sebelumnya, meski Pemkab Banyuwangi melalui petugas penertiban sudah sering melakukan penertiban di tempat pelacuran, tapi sejumlah lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) masih tetap buka.

Itu salah satunya di lokalisasi Sumberloh, Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Minggu (8/4). Di tempat itu, sejumlah PSK tampak asyik tongkorongan di depan wismanya sambil menunggu pelanggan.

Untuk masuk ke lokalisasi PSK terbesar di Banyuwangi itu, hanya ada satu satu jalan. Setiap pengunjung yang akan masuk, dikenakan biaya Rp 5000. Biaya itu belum termasuk untuk parkir motor Rp 10 ribu.

“Masuk lewat pintu gerbang, pengunjung harus bayar,” cetus pria yang mengaku bernama Hariyanto, warga setempat.

Menurut Hariyanto, untuk masuk ke lokalisasi itu harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP). Meski tidak seramai beberapa tahun lalu, tapi sejumlah PSK dari berbagai daerah di Jatim masih ada yang mangkal. “Masuknya harus bayar dulu dan menunjukkan KTP,” katanya.

Dilokalisasi Sumberloh itu, terang dia, sangat terkoordinir. Itu mulai dari pengamanan, pengawasan, dan pengurus lokalisasi. “Sudah terkoordinir semuanya, jadi kalau ada petugas yang akan melakukan penggerebekan bisa cepat diketahui,” cetusnya.