Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Geger, Pemuda Bertato Tewas di Dasar Sungai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

petugas-rsud-genteng-membawa-jenazah-joni-ke-mobil-ambulans-pelayanan-desa-sambimulyo-untuk-dibawa-ke-rsud-blambangan-kemarin

Hidung dan Telinga Mengeluarkan Darah

GAMBIRAN – Warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai Dusun Yosowinangun, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, digegerkan dengan penemuan mayat di sungai itu kemarin (15/11).  Mayat lelaki yang tubuhnya penuh dengan tato itu, ditemukan sekitar pukul 14.45.

Saat ditemukan di dasar sungai, jasad itu mengalami luka yang cukup serius di bagian kepala. Dari hidung dan telinga terus mengeluarkan darah segar. Korban akhirnya diketahui bernama Joni  Pranata, 24, warga RT 3, RW 3, Dusun Sambirejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo.  Pemuda itu keluar dari rumah   sejak Senin malam (14/11).

“Saya tidak menyangka adik saya bernasib seperti itu,” terang Abdul Rosyid, 44, kakak kandung Joni Pranata. Sebelum ditemukan, Joni semalaman tidak  pulang. Pihak keluarganya memang sedang  mencari Joni. Itu setelah motor trail Kawasaki  KLX yang dinaiki Joni ditemukan warga di pinggir sungai di Dusun Yosowinangun, Desa Jajag.

“Motornya ada di tepi sungai sejak pagi,  tapi Joni tidak ada,” katanya. Pencarian mulai dilakukan sekitar pukul 12.00. Itu setelah Joni tidak lekas muncul, padahal motornya berada di pinggir  sungai. “Kami bersama warga melakukan pencarian di sungai,”  ujar Rosyid pada wartawan Jawa Pos Radar Genteng.

Untuk memudahkan pencarian, debit air sungai itu sempat dikurangi. Upaya pencarian  itu ternyata tidak sia-sia. Setelah 2,5 jam mengobok-obok sungai, Joni ditemukan meninggal  dunia di dasar sungai. “Joni langsung kita bawa ke RSUD Genteng,” terang Rosyid.

Rosyid menyebut meninggalnya Joni itu seperti  tidak wajar. Karena pada Senin malam (14/11) sekitar pukul 20.00, Joni masih berada di rumah  dengan kondisi sehat. “Tadi malam (Senin malam) masih di rumah dan sehat,” ungkapnya.

Pada malam itu, terang Rosyid, adiknya keluar rumah karena mendapat undangan dari kawan- kawannya di Hotel New Surya, Jajag, Kecamatan  Gambiran. “Katanya itu diundang oleh kawannya di Surya, meninggalnya ini jelas tidak wajar,” jelasnya.

Melihat kondisi mayat adiknya dengan mengeluarkan darah di hidung dan telinga, kata  dia, keluarga berkeyakinan kalau kematiannya  ada kaitannya dengan pihak lain. Makanya, dia meminta polisi  untuk mengungkap kasus ini. “Keluarga percaya Joni meninggal karena orang lain,” cetusnya.

Kepala Desa Sambimulyo, Wintoyo, yang ikut melakukan pencarian pada warganya itu sepakat  dengan sikap keluarga kalau kematian melibatkan orang lain. “Kepalanya ada luka,” ungkapnya.  Wintoyo mengaku mendapat laporan ada warga yang hilang  sekitar pukul 10.30. Dari laporan itu, kades mencoba minta bantuan   pada orang pintar.

“Kita minta bantuan orang pintar, kata sudah meninggal dan jenazahnya tidak  jauh dari motor,” jelasnya. Dari keterangan orang pintar  itu, kades bersama warga dan keluarga korban melakukan pencarian di sekitar sungai, dekat  di temukannya motor milik korban.

“Kita minta bantuan pengairan untuk mengurangi debit air sungai,” katanya. Kepolsek Gambiran, AKP Ketut Redana saat ditemui di ruang jenazah RSUD Genteng mengaku,  pihaknya belum bisa memberikan  banyak keterangan. Dia hanya menyampaikan ada laporan warga mengenai keberadaan motor tidak bertuan di sekitar sungai.

“Ada sepeda motor di pinggir sungai, katanya semalaman ada orang minum di sana,” jelasnya. Setelah menerima informasi itu, pihaknya melakukan pencarian pada pemilik motor. Karena tidak menemukan, akhirnya bersama warga dilakukan pencarian di  sungai. “Kita upaya pencarian di sungai,” terangnya. (radar)