Sehari Bisa Sembelih Lima Ekor Ternak Idul Adha menjadi momentum sibuk bagi jagal ternak. Tidak terkecuali bagi Mohamad Ali, 38, dan kawan-kawan. Warga Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, itu kebanjiran order memotong ternak kurban. Rumah milik Mohamad Ali tampak sepi siang kemarin. Berada di ruas jalan menuju Sumberberas, pintu rumah yang sebagian besar dindingnya belum dipoles semen itu terkunci rapat. Begitu juga pintu kecil di samping kediamannya yang langsung menuju dapur.
Dengan mengetuk pintu depan dan mengucapkan salam, tidak lama kemudian pria yang akrab disapa Ali itu membuka pintu. Mengenakan peci dan t-shirt kombinasi hitam dan putih, bapak tiga anak itu menyambut ramah koran ini. Saat koran ini datang, pria yang berprofesi sebagai tukang daging itu ternyata tengah mengasah belati. Belati panjang itu rupanya menjadi barang berharga bagi pria yang satu ini. Selain digunakan memotong daging saat berdagang, juga digunakan memotong hewan kurban.
“Pas Lebaran Haji biasa dapat order potong hewan kurban,” bebernya. Berbekal pengalamannya sebagai jagal ternak di Muncar, Ali mendapat kepercayaan sejumlah masjid dan masyarakat untuk memotong hewan kurban Di momen Idul Adha seperti ini, order menyembelih hewan kurban cukup banyak. Rata-rata dalam sehari dia bisa memotong di tiga hingga lima tempat. Itu artinya, dalam sehari dia bisa memotong lima sampai tujuh hewan kurban. Hewan yang dipotong hanya kambing dan sapi.
Banyaknya order menyembelih hewan kurban tersebut ternyata tidak membuat dia kewalahan. Kemahirannya memainkan pisau cukup membantu dia dalam bekerja. Ditambah lagi, menyembelih hewan kurban dia lakukan dalam sebuah tim. Tim itu dibentuk demi memudahkan dan memperlancar kerja seorang jagal seperti dirinya saat Idul Adha. “Saat Lebaran Haji kerjanya bertim biar mudah,” katanya. Kerja dan komposisi tim itu disesuaikan hewan ternak yang akan dipotong. Kurban sapi, misalnya, biasanya dilakukan dua jagal.
Kurban kambing bisa dilakukan satu jagal. Model kerja seperti itu rupanya ampuh dalam memangkas waktu pemotongan hewan, sehingga kerja lebih efisien. Menyembelih satu ekor sapi, misalnya, Ali dan kakaknya, Mohamad Rosyidi, bersama teman- temannya, membutuhkan waktu lebih kurang satu jam. Proses itu dimulai dari penyembelihan hingga pemotongan daging dan kulit. Menyembelih satu ekor kambing membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Tidak sampai tiga jam, semua proses pemotongan hewan bisa diselesaikan.
Meski sudah terbiasa memotong sapi dan kambing, Ali tidak gegabah dalam mengerjakan tugasnya tersebut. Ketelitian dan kehati-hatian menjadi prinsip ter depan setiap dia bekerja. Apalagi, meski karakteristik sapi dan kambing sepintas sama, tapi cara memotongnya berbeda. Tingkat kesulitan menguliti dua hewan ternak tersebut juga berbeda. Kulit sapi lebih lebar dan mengulitinya harus teratur dari depan atau dari belakang. Sementara itu, kambing, karena ukurannya lebih kecil, mengulitinya lebih sederhana.
Seperti jagal lain yang sudah berpengalaman, Ali juga bisa mengenal karakteristik daging setiap hewan. Meski kadang daging sapi dan kambing tercampur, Ali dapat membedakan. Daging kambing memiliki aroma kuat, dan daging sapi tidak. Di samping itu, tekstur daging kambing lebih halus, tekstur daging sapi lebih kasar. Itu disebabkan daging sapi memiliki serat lebih banyak dibanding dengan kambing. Lalu, saat ditanya terkait bayaran yang diterima setiap kali memotong he wan kurban, Ali hanya tersenyum.
Kemudian, Ali menjawab, dibandingkan ongkos potong di rumah pemotongan hewan, ongkos yang dia terima cukup menggiurkan. Di rumah potong, jasanya dihargai Rp 80 ribu sekali potong. Di momen Idul Adha, ongkos didasarkan atas jenis hewan yang dipotong. Ongkos po tong sapi yang diterima Ali adalah Rp 200 ribu per ekor. Potong kambing Rp 50 ribu per ekor. “Ya lumayanlah, pokoknya lebih tinggi daripada di rumah potong,” imbuhnya.
Urusan kulit, biasanya jagal membeli kulit hewan ternak yang dia potong. Harganya pun lumayan. Kulit sapi dihargai Rp 14 ribu hingga Rp 18 ribu, tergantung kualitas dan jenis sapi. Kulit kambing dihargai Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Itu disesuaikan jenis kambing. “Kalau kambing gibas lebih mahal di bandingkan kambing kacang, tapi itu kalau bagus. Kalau jelek, harganya turun,” ujarnya. (radar)