Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kelelawar TPK Benculuk Terancam Punah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Kelelawar menempel di atap bangunan yang ada di TPK Benculuk ini jumlahnya terus menurun, kemarin.

CLURING-Ribuan kelelawar yang ada di areal tempat penimbunan kayu (TPK) Benculuk, Kecamatan Cluring, kini nyaris punah. Jumlah kelelawar yang menghuni salah satu bangunan milik Perhutani KPH  Banyuwangi Selatan itu terus berkurang   karena bangunannya banyak yang rusak.

Bangunan yang dibuat rumah oleh kelelawar itu, seperti rumah berukuran besar  dengan model memanjang. Genting pada  bangunan itu, banyak yang pecah dan  berjatuhan. Kayu di bangunan juga banyak  yang patah.

“Kelelawar itu sudah ada sejak  puluhan tahun yang lalu,” cetus  Mulyadi, salah satu petugas Perhutani KPH Banyuwangi Selatan.  Bangunan yang kini dibuat rumah  kelelawar, terang dia, dulunya dibuat untuk tempat menimbun  kayu. Setelah tidak dipakai, ternyata  malah dibuat rumah oleh kelelawar.

“Kelelawar itu beranak pinak,  jumlahnya ribuan atau malah jutaan ekor,” katanya.  Mulyadi mengaku tidak pahan tentang asal-usul kelelawar itu.  Hanya saja, beberapa tahun terakhir dilihat jumlahnya mulai berkurang.

“Dulu di tahun 2007 itu setiap pukul 16.30, suasana kantor  berubah gelap seperti malam karena ada ribuan kelelawar yang keluar dari bangunan, sekarang tidak begitu banyak,” terangnya.

Diduga karena bangunan yang  kurang mendapat perawatan, rumah  besar yang dibuat rumah kelelawar itu banyak yang rusak. Dan itu, ternyata berpengaruh pada jumlah kelelawar. “Sekarang banyak yang  lubang-lubang, makanya kelelawar  banyak yang pergi,” jelasnya.

Mulyadi yang baru kembali dinas  di Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, mengaku kaget setiap pukul 16.30 suasana di kantornya tidak  gelap lagi. “Saya tidak tahu banyak yang pergi ke mana,” cetusnya.

Menurut Mulyadi, selama ini kotoran  kelelawar banyak dimanfaatkan warga  untuk pupuk organik. “Warga ada  yang mengambil untuk pupuk,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (8/5).(radar)