Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kenang Jasa Bupati Terdahulu, Bupati Anas Gelar Do`a Bersama di Pendopo Blambangan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Bupati Abdullah Azwar Anas menggelar do’a bersama untuk mengenang jasa para mantan Bupati Banyuwangi terdahulu di Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, Jum’at (13/42018) kemarin.

Para Bupati yang didoakan adalah bupati yang memerintah Banyuwangi sejak zaman Indonesia merdeka. Mulai dari Raden Oesman Soemodinoto, Raden Soegito Noto Soegito, Djoko Supaat Slamet, Susilo Soeharto, Djoko Wasito, Harwin Wasisto, Samsul Hadi, hingga Ratna Ani Lestari.

“Ini adalah cara kita menghormati orang-orang yang telah berjasa bagi Banyuwangi. Karena hanya doalah yang bisa kita kirimkan untuk mereka sekarang. Bagi yang sudah wafat, mudah-mudahan amal ibadah almarhum diterima disisi Allah SWT dan diterima segala amal ibadahnya,” kata Bupati Anas.

“Kepada Bupati Ratna, kita doakan juga agar beliau selalu dalam lindungan Allah,” lanjut Anas.

Anas mengatakan mengirimkan doa bagi para Bupati pendahulu adalah tradisi yang telah dilakukannya sejak awal menjabat. “Semua Bupati terdahulu menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari segala kemajuan Banyuwangi saat ini,” kata Bupati Anas di sela do’a tersebut.

Saat ini, lanjut Anas, Pemkab Banyuwangi tengah menyiapkan peraturan bupati (perbup) keprotokalan untuk para mantan Bupati. Sebagai salah satu cara menghormati keluarga mereka.

“Minimal saat acara-acara tertentu keluarga mantan Bupati mendapatkan pelayanan protokoler. Misalnya Kepada keluarga bupati Samsul kami juga memberikan pelayanan keprotokolan ketika dibutuhkan. Bahkan, kepada Ibu Ratna yang sekarang ada di Malang, kami juga masih berkomunikasi. Ini semua untuk menyambungkan spirit,” tegasnya.

Sementara itu acara doa bersama tersebut turut dihadiri pengurus nahdatul Ulama Banyuwangi. Jelang pelaksanaan konferensi cabang NU pada 21 April mendatang Anas berpesan agar para kader NU tetap solid. “Siapapun ketuanya yang terpilih, NU harus solid. Jika tidak solid, pasti akan sulit,” tegasnya.

Soliditas Nahdlatul Ulama, lanjut Anas, akan berpengaruh pada kondusivitas Banyuwangi. Karena selama ini, NU telah menjadi salah satu mitra strategis pemerintah daerah dalam berbagai sektor.

“Selama ini, sinergitas antara NU dengan Pemda telah berjalan baik. Hal ini, penting untuk terus dijaga. Kami ingin terus bersama-sama untuk membangun Banyuwangi bersama dengan NU,” ungkapnya.

Permohonan Bupati Anas tersebut, diamini oleh Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH. Hisyam Syafaat yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut. Ia juga menambahkan, agar semua kandidat yang akan mencalonkan menjadi ketua NU, untuk bersaing dengan baik dan sehat. “Siapapun yang nyalon, harus bersaing dengan sehat,” tegasnya.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh jajaran syuriyah dan tanfidziyah PCNU Banyuwangi. Juga diikuti oleh Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah MWC NU se-Kabupaten Banyuwangi. Para kiai yang hadir antara lain KH. Ali Masykur, KH. Zainullah Marwan, KH. Ali Makki Zaini, KH. Ahmad Shiddiq, dan beberapa kiai lainnya.