Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kompleks Makam Bupati Minim Pengunjung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Kompleks makam bupati Banyuwangi di belakang Masjid Agung Baiturrahman (MAB) relatif  sepi kunjungan peziarah sebulan terakhir. Kompleks makam bersejarah itu terakhir kali ramai dikunjungi rombongan study tour sekitar dua tahun silam.

Warga Banyuwangi terlihat lebih banyak mengunjungi wisata Taman Sri Tanjung yang terletak di depan Masjid Baiturrahman. Taman tersebut biasanya telah ramai sejak pukul enam pagi. Padahal, kompleks makam itu  dapat dikunjungi dua puluh empat jam asalkan didampingi Sukur, 60, penjaga makam atau juru kunci.

Rumah Sukur tepat di barat makam dan jaraknya hanya sekitar 10 meter. “Siapa pun yang ingin berziarah saya terima kapan saja. Saya temani langsung ke lokasi  walaupun tengah malam,” ucap Sukur. Namun, tampaknya, kata Sukur, warga Banyuwangi  lebih suka ke Taman Sri Tanjung bersama teman atau datang dengan keluarga.

Terlihat banyak pengunjung yang melakukan aktivitas olahraga seperti lari santai, bermain bola, dan bersepatu roda. Jawa Pos Radar Banyuwangi berkunjung ke lokasi kemarin (18/2). Suasana makam terasa sejuk dan segar walaupun terletak di tengah kota.

Kondisi makam terlihat rapi dan indah karena ditanami bunga warna-warni.  Ditambah lagi dengan kondisi tembok pagar yang baru  selesai dipugar. Namun, di beberapa area terlihat  ditumbuhi ilalang dan rumput liar. Istri Sukur, Marsinem, 56, mengungkapkan, peziarah yang datang justru lebih banyak dari  luar Kecamatan Banyuwangi.

Pengunjung lokal yang datang akhir-akhir ini tercatat berasal dari Kecamatan Srono, Rogojampi, dan Muncar. Banyak juga  peziarah yang datang dari luar kota, seperti Provinsi Banten, Gresik, Bali, Lombok, Sulawesi,  dan Nangroe Aceh Darussalam.

Sukur mengaku tidak semua pengunjung bisa menjaga  keutuhan makam tersebut.  Sebelumnya, kata dia, ada pengunjung yang usil dan membelah salah satu nisan. Oleh karena itu, kini juru kunci lebih berhati-hati dan lebih ketat  dalam menjaga kompleks makam tersebut.

Sementara itu, di pintu masuk  terdapat plang informasi nama- nama bupati yang dimakamkan di kompleks makam tersebut.  Ada nama Tumenggung Wiroguno  II (Mas Thalib) bupati Banyuwangi periode (1782-1818), Tumenggung Suronegoro (1818-1832), Raden Tumenggung Wiryoadi Danningrat (1832-1867), dan Raden Tumenggung Pringgokusumo.

Yang menarik, makam bupati pertama Banyuwangi, Tumenggung Wiroguno I (Mas Alit),  ternyata tidak di kompleks itu.  Makam Mas Alit menurut Sukur  berada di Gresik. Ada satu makam  yang tidak tercantum pada plang, yaitu makam Raden Tumenggung Aryo Sugondo dan Bupati Samsul Hadi.

Juru kunci sudah melaporkan nama bupati yang  belum tercantum di plang tersebut kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)  Banyuwangi. Namun, hingga kemarin plang nama-nama bupati tersebut belum diperbarui. (radar)