Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

KTP-el Lambat, Warga Wadul Bupati

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KTP-el-Lambat,-Warga-Wadul-Bupati

BANYUWANGI – Di tengah  membludaknya permohonan dokumen kependudukan sejak beberapa hari terakhir, Pemkab Banyuwangi mulai waswas bakal terjadi kekurangan blangko kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terus menipis diprediksi hanya cukupu untuk memenuhi permohonan kartu identitas diri tersebut dalam dua hari kedepan.

Hal itu terungkap saat Bupati Abdullah Azwar Anas melakukan pemantauan langsung ke kantor Dispendukcapil kemarin (15/7). Saat berada di kantor yang berlokasi di jalan Letkol Istiqlah, Banyuwangi tersebut, Anas langsung diberondong pertanyaan oleh warga.

Bahkan, tidak sedikit pula warga yang protes lantaran menganggap pelayanan KTP-el sangat lambat. “Dalam sepekan ini saya tiga kali bolak-balik ke Dispenduk-Capil. Tetapi, KTP saya belum jadi. Padahal, saya harus segera kembali ke Bali untuk bekerja,” keluh Arif, salah satu warga.

Selain disampaikan Arif, protes juga dilakukan sejumlah warga lain. Mereka mengaku setahun lalu sudah pernah datang ke Dispendukcapil untuk mcngurus KTP-el, tetapi sampai kemarin tetap belum jadi. Namun saat Anas menanyakan alasan yang dilontarkan pihak Dispendukcapil sehina pelayanan KTP terhambat, warga tersebut mengaku saat itu pihak Dispendukcapil mengaku blangko KTP-el sedang habis.

Bukan itu saja, protes juga dilayangkan salah satu perempuan. Dia menganggap pelayanan KTP-el berbelit-belit. “Sudah dari pagi saya di sini (Dispendukcapil), ternyata KTP saya belum jadi gara-gara nomor  penduduk (nomor induk kependudukan (NIK) saya ganda. Nomor penduduk saya juga tercatat di daerah lain,” akunya.

Anas pun menimpali satu per satu protes tersebut. Dia menjelaskan, soal blangko, Pemkab Banyuwangi tidak boleh mencetak sendiri blangko KTP-el. Pemerintah daerah di ujung timur Pulau Jawa ini mendapat pasokan blangko KT P-el dari pemerintah pusat.

“Sedangkan itu, sebelum dilakukan pencetakan, data KTP- el juga harus direkonsiliasi alias dicocokkan ke pusat. Ini untuk menccgah NIK ganda, jelasnya. Meski kesalahan bukan terletak pada Pemkab Banyuwangi, Anas berbesar hati dan meminta maaf atas berbagai hambatan yang dialami warga yang mengurus dokumen kependudukan tersebut.

“Atas nama pemerintah memohon maaf kepada warga Banyuwangi yang mengurus KTP sudah berkali-kali belum selesai karena berbagai faktor tersebut,” kata dia. Sebelum meninggalkan kantor Dispendukcapil, Anas mentraktir warga makan bakso. Dua rombong bakso diborong untuk disantap secara cuma-cuma oleh pengunjung Dispendukcapil.

“Biar perut tidak kosong seraya menunggu antrean, silakan makan bakso,” kata Anas. Sementara itu, kepada wartawan Anas mengatakan, selain ratusan warga yang antre di kantor Dispendukcapil, ada pelayanan dokumen kependudukan yang dikoordinasi kantor kecamatan juga berjalan.

Melihat membeludaknya permohonan KTP-el tersebut. Anas berharap pemerintah pusat mengantisipasi musim liburan karena banyak orang yang mengurus KTP. Anas menuturkan, stok blangko KTP-el yang ada di Dispendukcapil kian menipis.

Saat blangko menipis, petugas yang dikirimkan untuk mengambil blangko ke pusat hanya mendapat alokasi sebanyak 950 lembar. Kucuran 950 lembar blangko KTP-el itu diprediksi akan habis dalam dua hari. “Maka, harapan kami, perlu ada persiapan lebih maksimal, pemerintah pusat menyiapkan blangko. Di daerah kami akan siap,” harapnya.  

Anas mengaku bisa memahami kekecewaan sejumlah warga yang pengurusan KTP-nya tersendat. “Tadi ada orang, dalam sepekan sudah tiga kali bolak-balik ke Dispendukcapil, tetapi KTP-nya tidak jadi. Ternyata terkendala rekonsiliasi data ke pusat. Maka saya minta, selain masalah yang terkait blangko KTP, dilebur sampai malam,” pintanya.

Anas menambahkan, pihaknya akan berkirim surat kepada pemerintah pusat agar setiap musim liburan alokasi blangko ke daerah diperbanyak. “Kami akan berkirim surat ke pemerintah pusat, setiap musim liburan, harapan kami blangko bisa diperbanyak sepuluh kali lipat, sehingga tidak terjadi kekurangan blangko seperti yang terjadi di Banyuwangi,” tegasnya.

Seperti diberitakan, ratusan orang menyemut di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi Kamis (14/7). Sebagian besar di antara ratusan warga tersebut datang ke kantor Dispendukcapil untuk mengurus kartu tanda penduduk elektronik (KPP-el).

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, puluhan orang telah datang ke kantor yang berlokasi di Jalan Letkol Istiqlah tersebut sejak sekitar pukul 07.00. Gelombang kedatangan warga terus terjadi hingga menjelang tengah hari.

Saking banyaknya warga yang datang untuk mengurus dokumen kependudukan ruang pelayanan masyarakat kantor Dispendukcapil tampak penuh sesak. Karena itu, sebagian orang harus rela antre menunggu panggilan sembari leyeh-leyeh di bawah pohon yang ada di halaman kantor Dispendukcapil.

Banyaknya perantau asal Banyuwangi yang akan kembali bekerja di luar daerah menjadi salah satu faktor penyebab membeludaknya jumlah permohonan data kependudukan tersebut. Sebab. tidak sedikit perantau yang akan kembali bekerja ke luar daerah belum mengantongi KTP-el.

Imam Suhadi, 36, warga asal Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran, mengatakan sebelum kembali bekerja di Bali, dirinya sengaja datang ke kantor Dispendukcapil untuk mengurus KTP-el. “Sebab, ada informasi kalau tidak punya KTP-el, kita tidak boleh masuk ke Bali,” ujarnya.

Imam menuturkan, sebenamya sekitar tiga tahun yang lalu dia sudah pernah mengurus KTP-el di Kecamatan Gambiran. Namun, hinga kemarin kartu identitas diri tersebut belum dia terima. “Karena itu, sebelum kembali ke Bali, saya mengurus KTP-el dulu. Kalau sudah jadi, baru saya akan kembali ke Pulau Dewata,” tuturnya.

Kepala Dispendukcapil, Sudjani, mengakui pengunjung kantor instansi yang dia pimpin tersebut luar biasa banyaknya “Sampai siang ini (kemarin) jumlah permohonan data kependudukan yang kami terima sekitar 600 unit,” cetusnya.

Sudjani merinci, jumlah permohonan KTP-el mencapai 543 lembar, Kartu Keluarga (KK) sebanyak 110 permohonan, surat pindah sebanyak 42 permohonan, legalisasi mencapai 15 permohonan, akta kelahiran sebanyak 30 permohonan.

“Yang luar biasa memang permohonan KPT-el. Pada hari-hari biasa, hanya sekitar 200-an, saat ini mencapai 440 lebih. Naik 100 persen lebih,” paparnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :