Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Langsung Sakit saat Diminta Potong Rambut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

langsungPandu Krisna Tegar Anggoro tergolong anak istimewa. Sejak lahir, rambut bocah asal Dusun Pasar, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, itu tidak pernah dicukur.  HANYA gara-gara rambut gondrong, putra anak pa sangan suami istri (Pasutri) Sunaryo, 41, dan Qomariyah, 35, itu gagal masuk sekolah dasar (SD). Bocah tersebut akhirnya mengambil alternatif lain, yak ni mendaftar di Madrasah Ibtidaiah (MI) At-Tauhidiyah di Desa Sumberarum.

Beruntung, madrasah menyambut baik bocah itu. Sampai kemarin, Krisna te tap menempuh pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Kini, anak bungsu dari tiga bersaudara itu sudah du duk di bangku kelas tiga MI. Andai saja waktu itu gagal ma suk sekolah, orang tua tidak punya pilihan lain. Keluarga Krisna tidak memotong rambut Krisna memang bukan tanpa alasan. Me reka mengikuti petuah sang nenek moyang. Pepatah leluhur mereka pernah be rujar, jika ingin punya anak hi dup, jangan potong ram but nya.

Patuh terhadap pitutur ne – nek moyang itu pernah dilanggar. Akibatnya, sepekan se sudahnya, salah satu anggota keluarganya sakit. Bahkan, hanya sakit demam biasa, yang bersangkutan sampai me ninggal dunia. “Adik saya waktu itu coba-coba dipotong rambutnya oleh ibu, akhirnya meninggal dunia. Padahal, cuma sakit panas,” kenang Qomariyah saat ditemui di rumahnya kemarin. Peristiwa itu menjadi pe la j aran bagi keluarga besar Su naryo- Qomariyah. Artinya, ke luarga tidak ingin kejadian ter sebut menimpa anggota ke luarganya yang lain. “Mulai saat itu saya dan keluarga tidak ingin coba-coba memotong ram but,” terang ibu beranak tiga itu.

Penuturan nenek moyang, rambut anak-anak boleh dipo tong atas dasar kemauan sendiri. Selama tidak ada niat dari yang bersangkutan, maka ti dak boleh dipotongBoleh dipotong, tapi sak njaluke (permin taan sendiri, Red),” terang Sunaryo, ayah Krisna. Menurut Sunaryo, kakeknya termasuk sa lah satu paranormal. Dikatakannya, rambut kakeknya sangat panjang. Saking panjangnya, sampai menempel ke tanah. ‘’Kakek saya memang paranormal,” kenangnya. Sampai saat ini, jelas dia, wasiat leluhur itu tetap dipertahankan. Sebab, keluarga ti dak ingin kehilangan anggota keluarga ha nya gara-gara melanggar wasiat tersebut.

‘’Ini anak saya yang terakhir. Dua kakaknya pe rempuan juga rambutnya panjang. Tapi, su dah ada yang dipotong karena kemauan sendiri,” jelasnya. Dia mengenang, selama ini anaknya se ring berobat di dokter hanya karena ram butnya diminta dipotong. “Awal-awal se kolah dulu, dalam sebulan sampai tiga kali berobat ke dokter. Itu gara-gara diminta cu kur. Tapi, beberapa bulan terakhir sudah banyak yang memaklumi,” paparnya. Peni Agustin, 22, anak sulung Sunaryo me ngatakan, dirinya mempunyai anak laki-laki. Rambut anak pertamanya itu hing ga kini dibiarkan panjang. ‘’Rambut anak saya memang tidak dipotong mulai kecil,” katanya sambil memberi tahu Jawa Pos Radar Banyuwangi bahwa putranya itu bernama Arjuna dan masih berumur dua tahun.

Dia menceritakan, putranya itu pernah dirawat di sebuah rumah sakit di Bali. Garaga ranya, waktu disisir rambutnya ada yang rontok. ‘’Anak saya langsung panas dan op name di rumah sakit,” terangnya. Pihak keluarga berharap agar persoalan itu dianggap sesuatu yang bisa dimaklumi. Ar tinya, Krisna bisa sekolah seperti biasa meski dalam kondisi rambut panjang. Sebab, hal itu berlaku hingga tujuh turunan. “Gak boleh dipotong sampai tujuh turunan. Anak saya itu turunan ke tiga,” terang Qomariyah. (radar)

Kata kunci yang digunakan :