Operasikan Tiga LCT, Ekor Antrean sampai Watudodol
KALIPURO – Pemberlakuan kapal LCT hanya boleh mengangkut kendaraan berdampak luar biasa terhadap kemacetan di jalan raya Ketapang. Dalam tiga hari ini, antrean panjang kendaraan tak bisa dihindari. Bahkan, hingga tadi malam (pukul 19.00) antrean kendaraan sampai di patung gandrung Watudodol.
Padahal untuk mengurai kemacetan, pihak ASDP Ketapang telah mengerahkan tiga kapal landing craft tank (LCT) di pelabuhan LCM. Kendati begitu, kehadiran tiga LCT itu belum mampu mengurai kemacetan panjang di jalur pantura tersebut.
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemacetan kian menjadi-jadi karena hari Minggu kemarin merupakan libur panjang. Banyak kendaraan pribadi yang hendak berlibur ke Bali lewat Ketapang terpaksa antre berjam-jam. Kemacetan juga dipicu arus balik Nyepi.
Warga Banyuwangi dan sekitar banyak yang kembali ke Bali setelah libur Nyepi. Saking padatnya, antrean kendaraan di pelabuhan dipenuhi oleh mobil pribadi dan sepeda motor. Selain itu, kemacetan juga dipicu lamanya bongkar-muat truk di kapal.
Adanya aturan lasing kapal dan penghitungan jumlah penumpang di dalam kendaraan saat akan masuk ke dalam kapal juga menjadi pemicu proses bongkar-muat kapal menjadi lama. Jika biasanya satu kapal bisa melakukan proses bongkar muat maksimal 45 menit, proses bongkar muat bisa mencapai 1,5 jam untuk satu kapal.
Ditambah lagi, kapal yang beroperasi di Pelabuhan LCM Ketapang sejak hari raya Nyepi lalu haya ada enam kapal jenis kapal motor penumpang (KMP). Untuk kapal jenis LCT memilih keluar lintasan lantaran ada aturan bahwa segala jenis penumpang sekalipun itu sopir dan kernet dilarang naik kapal LCT.
Kapal LCT hanya boleh berlayar jika mengangkut kendaraan dan barang saja. Namun, sejak pukul 09.00 (12/3), kemarin, tiga kapal LCT, yakni LCT Pancar Indah, LCT Herlin IV dan LCT Jambo VI sudah mulai masuk lintasan di Pelabuhan LCM Ketapang.
Ketiga kapal ini hanya boleh mengangkut kendaraan dan barang saja. Sementara sopir dan kernet wajib naik kapal KMP yang ada di LCM Ketapang. ”Tiga LCT sudah beroperasi. Tapi sopir dan kernet harus turun,” kata Supervisor Ship Traffick Control (STC) Pelabuhan Ketapang, Poniman.
Poniman mengatakan, sebelumnya para sopir dan kernet ini tidak ada yang mau untuk naik LCT sebab mereka beranggapan jika kendaraan mereka naik kapal LCT, para sopir dan kernet harus naik kapal KMP di Pelabuhan ASDP Ketapang dan harus membayar tiket kembali.
Setelah diberi pengertian bahwa para sopir cukup naik KMP di LCM Ketapang dan tidak perlu membayar tiket, akhirnya para sopir ini mau untuk diatur. ”Sopir tetap harus bertiket kalau naik KMP, sebab di dalam tiket itu ada asuransinya. Yang wajib membelikan tiket adalah perusahaan kapal,” tambahnya.
Seperti yang terlihat kemarin, truk-truk yang diangkut oleh LCT Jambo VI tidak bisa bongkar muat dengan cepat lantaran sopir yang membawa kendaraan ini masih belum tiba di Pelabuhan LCM Ketapang. Sekitar setengah jam kemudian, sopir pun tiba di Pelabuhan LCM Ketapang dengan menumpang KMP Jambo.
Saat KMP Jambo sudah sandar, para sopir pun menuju LCT Jambo VI untuk mengeluarkan kendaraan mereka. Dengan menggunakan pengeras suara, petugas STC LCM Ketapang juga mengimbau para sopir untuk segera melakukan proses bongkar muatan karena antrean di halaman parkir pelabuhan LCM juga sangat banyak.
Adanya aturan wajib lasing kendaraan kapal dan pendataan penumpang ini juga membuat lama proses bongkar muat. Poniman mengatakan, per hari satu kapal menjadi kehilangan satu trip dibandingkan biasanya. Dalam waktu 24 jam, jika aturan lasing dan penghitungan jumlah penumpang di dalam kendaraan, untuk satu kapal bisa kehilangan sedikitnya 150 kendaraan.
”Dengan berkurangnya trip untuk satu kapal saja, operasional di pelabuhan maupun di jalan juga akan terhambat,” jelas Poniman. Dia menuturkan, dengan adanya tiga kapal LCT yang beroperasi ini tetap dirasa masih kurang.
Idealnya di Pelabuhan LCM Ketapang ini seharusnya ada 12 kapal yang beroperasi. Sementara sampai saat ini hanya ada 9 kapal yang beroperasi dengan rincian 6 KMP dan 3 LCT yang beroperasi. ”Owner LCT Arjuna dan LCT Bhaita Caturtya tapi sudah kontak kami kalau juga akan merapat. InsyaAllah nanti sore (kemarin) ketambahan dua LCT lagi. Katanya masih menunggu tali lasing kendaraan di dalam kapal,” pungkasnya.
Sabtu malam (12/3), antrean kendaraan yang mengular ke jalan masih didominasi oleh truk-truk besar maupun kecil. Sementara untuk mobil pribadi dan kendaraan roda dua mulai ramai terpantau sejak pagi hari kemarin.
Tidak hanya dari arah utara, ramainya mobil pribadi dan sepeda motor ini juga ramai menuju pelabuhan dari arah selatan Pelabuhan Ketapang. Manajer Operasional ASDP Ketapang, Wahyudi Susianto mengatakan, mobil pribadi dan kendaraan roda dua pada hari Minggu kemarin memang terpantau mengalami peningkatan.
Sebab, hari Minggu kemarin merupakan puncak arus balik penumpang yang sebelumnya balik ke kampung halaman saat liburan Nyepi. ”Hari ini (kemarin) puncak liburan Nyepi jadinya mobil pribadi dan sepeda motor banyak,” terangnya.
Sementara itu, ekor antrean kendaraan kemarin masih masih terlihat sampai Watudodol. Kendaraan yang dari selatan ke arah pelabuhan juga masih dialihkan menuju jalur lingkar Ketapang. Masyarakat yang hendak menuju arah Kecamtan Wongsorejo dengan menggunakan mobil pribadisebainya ditunda dulu kalau tidak ingin terjebak macet.
”Sejak Sabtu malam sampai hari Minggu ini (kemarin) ekor antrean stabil berada di Watudodol,” jelas Kapolsek Kawasan Tanjung Wangi, AKP Hadi Siswoyo. (radar)