Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Mengenal Tol Akses Tanjung Priok: Ramah Lingkungan dan Jalur Strategis Penopang Logistik Nasional di Jakarta Utara

mengenal-tol-akses-tanjung-priok:-ramah-lingkungan-dan-jalur-strategis-penopang-logistik-nasional-di-jakarta-utara
Mengenal Tol Akses Tanjung Priok: Ramah Lingkungan dan Jalur Strategis Penopang Logistik Nasional di Jakarta Utara

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur yang tidak hanya mengejar konektivitas, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.

Salah satu contohnya adalah Jalan Tol Akses Tanjung Priok, Jakarta, yang dikenal sebagai jalan tol ramah lingkungan, meskipun dilalui ribuan kendaraan setiap hari.

Tol strategis yang menghubungkan kawasan pelabuhan utama nasional tersebut tetap mampu menjaga kenyamanan lingkungan sekitar, meski volume lalu lintasnya mencapai lebih dari 6.000 kendaraan per hari.

Keberhasilan itu tak lepas dari penerapan teknologi dan fitur pendukung yang dirancang khusus untuk meminimalkan dampak lingkungan.

Baca Juga: Kasus Sertifikasi K3 Kemnaker, Noel dan 10 Tersangka Dilimpahkan ke Jaksa

Dalam tayangan video yang diunggah akun resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), diperlihatkan bagaimana Tol Akses Tanjung Priok tidak hanya berfungsi sebagai jalur distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, tetapi juga dirancang dengan pendekatan ramah lingkungan.

Salah satu fitur utama yang diterapkan adalah peredam kebisingan atau sound barrier. Fasilitas ini dipasang di sepanjang ruas tol yang berdekatan dengan kawasan permukiman.

Sound barrier berfungsi menahan dan meredam suara kendaraan agar tidak menyebar ke lingkungan sekitar, sehingga aktivitas warga tetap berjalan nyaman meski lalu lintas padat.

Selain itu, tol ini juga dilengkapi dengan wind shield atau pelindung angin. Fitur tersebut membantu mengurangi gangguan angin kencang yang ditimbulkan oleh kendaraan besar serta meminimalkan penyebaran polusi suara dan debu.

Baca Juga: Bukan Legalisasi, Ini Arti Reklasifikasi Ganja ala Donald Trump

Kombinasi teknologi ini menjadikan kawasan sekitar tol tetap relatif tenang dan aman.

Keberadaan fitur ramah lingkungan tersebut membuat Tol Akses Tanjung Priok menjadi contoh bahwa infrastruktur modern dapat dibangun tanpa mengorbankan kualitas lingkungan.

Meski menjadi jalur vital dengan intensitas kendaraan tinggi, tol ini tetap mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan transportasi dan kenyamanan masyarakat.

Tol Akses Tanjung Priok sendiri memiliki peran penting dalam mendukung aktivitas logistik nasional.


Page 2

Seksi North–South (NS) Direct Ramp sepanjang 1,1 km

Ruas-ruas tersebut menghubungkan kawasan industri, pelabuhan, dan jalur distribusi utama di Jakarta Utara, sehingga memangkas waktu tempuh kendaraan logistik secara signifikan.

Diresmikan Jokowi, Sempat Gratis Sebulan

Jalan Tol Akses Tanjung Priok resmi dibuka untuk umum setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 15 April 2017.

Usai peresmian, pemerintah memberlakukan kebijakan pengoperasian gratis selama satu bulan sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha logistik.

Pada tahap awal pengoperasian, tol ini dikelola sementara oleh PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) pada ruas Kebon Bawang–Rorotan serta PT Citra Marga Nusaphala Persada pada ruas Kebon Bawang–SS Plumpang.

Selanjutnya, pengelolaan tol dilakukan secara permanen oleh PT Hutama Karya (Persero).

Investasi Rp 4,5 Triliun, Didanai Pinjaman JICA

Pembangunan Tol Akses Tanjung Priok merupakan proyek besar yang didanai melalui pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).

Total nilai investasi proyek ini mencapai Rp 4,5 triliun, dengan anggaran konstruksi sekitar Rp 3,5 triliun.

Perjanjian pinjaman tahap pertama dilakukan pada 31 Maret 2005 senilai Rp 2,236 triliun, sedangkan tahap kedua ditandatangani pada 29 Maret 2006 dengan nilai Rp 2,263 triliun.

Meski awalnya ditargetkan rampung pada akhir 2015, proyek ini mengalami keterlambatan akibat panjangnya proses perencanaan dan lelang.

Keterlambatan tersebut menyebabkan kenaikan biaya konstruksi sehingga anggaran awal dinilai tidak lagi mencukupi.

Pemerintah kemudian melakukan terobosan dengan pemaketan ulang proyek agar pembangunan dapat dilanjutkan.

Kontraktor dan Nilai Proyek per Seksi

Dari hasil pemaketan ulang, pengerjaan masing-masing seksi dilakukan oleh sejumlah konsorsium kontraktor nasional dan internasional, antara lain:

  • Seksi E1: Sumitomo Mitsui Construction–Hutama Karya JO, Rp 662,5 miliar

  • Seksi E2: Kajima–Waskita Karya JO, Rp 1,04 triliun


Page 3

Jalan tol ini menjadi akses utama menuju Pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan terbesar di Indonesia, yang setiap hari dilalui kendaraan logistik, angkutan barang, dan kendaraan pribadi.

Baca Juga: Harga Emas Perhiasan Hari Ini Jumat 19 Desember 2025 Stabil, 24 Karat Tembus Rp 2,15 Juta per Gram

Dengan pendekatan ramah lingkungan yang diterapkan, pemerintah berharap model pembangunan seperti ini dapat menjadi standar bagi proyek-proyek infrastruktur lainnya di Tanah Air.

Pembangunan jalan tol tidak hanya dinilai dari kecepatan dan kapasitas, tetapi juga dari dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Melalui proyek Tol Akses Tanjung Priok, pemerintah menegaskan bahwa investasi infrastruktur ke depan akan terus diarahkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi, sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Jalan Tol Akses Tanjung Priok atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Tanjung Priok Access Toll Road merupakan salah satu infrastruktur strategis nasional yang berperan vital dalam mendukung kelancaran arus logistik dan transportasi di wilayah Jakarta Utara.

Jalan tol ini menyediakan akses langsung menuju dan dari Pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Jumat 19 Desember 2025, Antam Tembus Rp 2,48 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Menguat

Tol sepanjang 11,4 kilometer ini menjadi bagian penting dari sistem jaringan jalan tol Jabodetabek, karena terintegrasi langsung dengan Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta maupun Jalan Tol Lingkar Luar (JORR).

Kehadiran tol ini dirancang untuk mengurai kemacetan parah yang selama bertahun-tahun terjadi di kawasan pelabuhan dan sekitarnya.

Lima Ruas Tol Akses Tanjung Priok

Secara keseluruhan, Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri atas lima seksi utama yang saling terhubung. Kelima seksi tersebut adalah:

  • Seksi East (E) 1 Rorotan–Cilincing sepanjang 3,4 km

  • Seksi East (E) 2 Cilincing–Jampea sepanjang 2,74 km

  • Seksi East (E) 2A Cilincing–Simpang Jampea sepanjang 1,92 km

  • Seksi North–South (NS) Link Yos Sudarso–Simpang Jampea sepanjang 2,24 km


Page 4

Seksi E2A: Obayashi–Jaya Konstruksi JO, Rp 1,06 triliun

Seksi NS Link Yos: Sumitomo Mitsui Construction–Hutama Karya JO, Rp 489 miliar

Seksi NS Direct Ramp: Tobishima–Wijaya Karya JO, Rp 255 miliar

Selain ruas yang sudah beroperasi, pemerintah juga merencanakan pengembangan lanjutan berupa Tol Akses Priok Seksi West 1 dan West 2, yang menghubungkan Jampea–Kampung Bahari hingga Tol Pelabuhan Priok.

Meski tingkat urgensinya belum tinggi, kajian pengembangan tetap dilakukan agar terintegrasi dengan Tol Pelabuhan 1 dan Tol Layang Harbor Road 2.

Saat ini, proyek Jalan Tol Pelabuhan 2 (Tanjung Priok–Ancol Timur–Pluit) sepanjang 9,6 km telah memasuki tahap konstruksi lanjutan. Jalan tol layang bertingkat ini diharapkan dapat melengkapi konektivitas dari sisi utara Tol Lingkar Dalam Jakarta serta menjadi bagian dari JORR Utara, membentuk lingkar penuh sistem jalan tol Jakarta.

Lima Gerbang Tol Utama

Tol Akses Tanjung Priok dilengkapi dengan lima gerbang tol utama, yaitu:

  • Gerbang Tol Kebon Bawang

  • Gerbang Tol Koja Barat

  • Gerbang Tol Koja Direct

  • Gerbang Tol Koja Timur

  • Gerbang Tol Semper

Dengan peran strategis tersebut, Jalan Tol Akses Tanjung Priok tidak hanya menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional, tetapi juga menjadi bagian penting dalam mendukung efisiensi transportasi, pertumbuhan ekonomi, dan daya saing kawasan Jakarta Utara. (*)