Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ombak Tinggi, Nelayan Grajagan Tetap Melaut

Foto: jatimnet
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: jatimnet

BANYUWANGI – Sejumlah nelayan Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, tetap melaut meskipun ombak sedang tinggi, Minggu (7/5/2019).

Dilansir dari Jatimnet, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca bahwa ombak di laut selatan Jawa bisa mencapai 4,5 meter.

Salah satu nelayan bernama Sugi alias Basir mengaku akan semalaman menjaring ikan di laut. Kembali subuh, mereka beristirahat pagi hingga siang untuk berangkat melaut lagi pada sore harinya.

“Pagi baru pulang karena nunggu air ke pinggir. Kalau ombak enak bisa pulang malam,” kata Basir.

Sebagian nelayan tahu ombak sedang tinggi, sebagian lagi tidak. Malah ada yang mengatakan menurut hemat mereka dari tepi pantai, cuaca sedang bersahabat.

Tanpak perahu kecil ke pinggir untuk membawa belasan orang dengan berbagai bekal makanan dan minuman ke perahu besar.

Ada belasan perahu besar terparkir yang mereka sebut ‘Joloan’ karena digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menjala atau menjaring.

“Setiap perahu Joloan bisa berisi 17 hingga 30 orang nelayan,” ujar Basir.

Ratusan perahu kecil yang juga terparkir digunakan nelayan untuk mencari ikan dengan cara memancing.

“Perahu kecil juga sampai pagi kalau melaut. Tapi tidak terlalu jauh,” ujar Basir lagi.

Nelayan Pantai Grajagan sendiri harus melewati mulut teluk yang mengecil hingga menimbulkan gelombang lebih tinggi.

Setelah menaklukkan area yang mereka sebut ‘Lawangan’ karena seperti pintu masuk dan keluar perahu itu baru bisa menuju laut selatan Jawa.

Perahu-perahu ‘Joloan’ tanpak mengurangi kecepatan di Pelawangan dan memutar mesinnya lebih kencang saat melewati gulungan ombak. Kemudian parkir lagi di luar teluk untuk melanjutkan perjalanan mencari ikan saat petang.

“Kadang tidak dapat sama sekali, paling banyak sekali berangkat dapat 5 atau 3 ton ikan kalau dapat rezeki,” papar Basir.

Ikan yang didapatkan, lanjut Basir, kebanyakan layang, nus atau tongkol yang harganya dari kapal kini Rp 13 ribu per kilogram.

“Upah untuk nelayan tergantung jumlah ikan yang didapat. Saat musim ikan seperti sekarang, bisa mendapatkan upah hingga Rp 500 ribu per orang,” jelas Basir.

Tapi tidak setiap hari banyak ikan, dan musimnya tidak menentu. Kadang juga datang masa yang mereka sebut sebagai ‘Lagi Tidak Rezeki’ yang membuat mereka pulang tanpa membawa ikan seekor pun.