Banyuwangi, Jurnalnews.com – Keindahan pantai di kawasan muara Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kini seolah terbelah dua. Di sisi selatan, wajah pantai mulai dipercantik dan dibenahi. Namun berbanding terbalik, di sisi utara justru menjadi “terminal akhir” tumpukan sampah yang datang silih berganti, terutama saat musim hujan tiba.
Pemandangan tak sedap mata terlihat jelas. Beragam jenis sampah terhampar di sepanjang garis pantai. Seorang warga tampak sibuk mengumpulkan lalu membakar sampah demi mengurangi bau dan pemandangan kumuh. Saiman (56), warga setempat yang membuka warung di dekat muara, hanya bisa mengeluh dengan nada pasrah.
“Biasa lah mas, tiap musim hujan dan banjir, di sini selalu panen. Panen sampah,” keluh Saiman sambil tersenyum pahit.
Menurutnya, sampah-sampah tersebut berasal dari hulu sungai yang terbawa banjir, lalu didorong arus ke tengah laut dan kembali lagi ke pantai. Kondisi ini terjadi berulang tanpa henti.
“Saya sampai capek mas. Sudah dibersihkan, banjir datang, kotor lagi. Begitu terus. Pantai ini baru benar-benar bersih kalau musim kemarau,” imbuhnya.
Keluhan serupa disampaikan Wiwik (47), warga sekitar yang suaminya berprofesi sebagai nelayan. Ia mengaku prihatin, namun tak mampu berbuat banyak menghadapi arus sampah yang terus berdatangan.
“Suami saya melaut pakai perahu. Dengan kondisi sampah di pantai dan di tengah laut seperti ini, jelas sangat mengganggu. Tapi mau bagaimana lagi, dibersihkan nanti datang lagi. Saya hanya bisa pasrah,” ujar Wiwik kepada Jurnalnews, Sabtu sore (13/12/2025).
Warga pesisir Bimorejo berharap ada kesadaran kolektif dari masyarakat di wilayah hulu sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan. Pasalnya, sampah yang dibuang ke sungai akan terbawa banjir menuju laut, lalu menyebar dan mencemari kawasan pesisir.
Tanpa kepedulian bersama, keindahan pantai Bimorejo dikhawatirkan akan terus tercekik oleh tumpukan sampah yang tak pernah usai. (Venus Hadi)







