PESANGGARAN – Destinasi wisata pantai masih menjadi primadona para wisatawan dalam mengisi libur sekolah, Natal, dan tahun baru. Pantai Teluk Ijo atau dikenal Green Bay yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri
(TN MB) di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, diserbu pengunjung kemarin (28/12).
Wisatawan yang berkunjung ke Green Bay itu tidak hanya berasal dari Kabupaten Banyuwangi, tapi juga banyak dari luar kota, seperti Surabaya, Jakarta, Malang, Solo, dan beberapa kota lainnya. Mereka datang dengan mengendarai mobil pribadi dan rombongan dengan naik bus.
“Selama liburan ini lumayan ramai, setiap harinya ada ratusan pengunjung yang dating,” cetus Ketua Pokmas Karang Taruna Masyarakat Ekowisata Rajegwesi, Syamsul Arifin, 46. Para pengunjung itu, terang dia, sebagian besar ingin menikmati pemandangan alam di Teluk Ijo.
Dari tempat parkir di Pantai Rajegwesi, Desa Sarongan menuju Pantai Teluk Ijo, bisa ditempuh melalui jalur darat dan laut. Jika ditempuh jalur darat, pengunjung bisa naik ojek motor sejauh dua kilometer melintasi perbukitan dengan medan bebatuan yang terjal. Kemudian berjalan kaki sejauh satu kilometer melalui jalan setapak yang cukup licin dan naik turun bukit.
“Kalau jalan butuh waktu sekitar 30 menit, ” katanya. Jika ditempuh melalui jalur laut, terang dia, para pengunjung bisa menggunakan perahu milik nelayan dengan membayar Rp 35 ribu untuk pulang pergi (PP) dan waktu yang ditempuh sekitar 20 menit.
“Kalau lewat laut lebih cepat, tapi itu hanya untuk cuaca normal, kalau cuaca buruk hanya bisa ditempuh jalur darat,” terangnya. Salah seorang pengunjung Pantai Teluk Ijo asal Jakarta, Naura, 26, mengaku sangat kagum dengan pemandangan Pantai Teluk Ijo yang masih natural dan belum tersentuh. Sayangnya, akses untuk menuju kawasan Pantai Teluk Ijo itu sangat sulit.
“Jalannya lumayan rusak, tapi seru sih,” cetusnya. Selain akses jalan yang masih rusak, fasilitas yang tersedia juga masih minim, seperti tenda kesehatan, toilet yang representatif, serta tempat berteduh selama di tepi pantai masih sangat jarang.
“Cari jaringan komunikasi juga susah, coba jaringan HP (hand phone) bisa masuk mungkin lebih bagus, wisatawan akan bisa berkunjung lebih lama,” ungkapnya.(radar)