BANYUWANGI – Untuk mengurangi angka pegangguran terbuka, Pemkab Banyuwangi menggalakkan program transmigrasi bagi warga yang tidak memiliki lahan. Sejak awal tahun hingga September 2016 Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), telah memfasilitasi sekitar 40 kepala keluarga (KK) melakukan transmigrasi ke beberapa daerah tujuan.
Yang terbaru, sebanyak 20 KK diberangkatkan ke wilayah Maluku dan Gorontalo. Program transmigrasi itu diprioritaskan bagi KK yang tidak memiliki lahan. Di lokasi tujuan, mereka akan mendapat fasilitas lahan pertanian untuk dikembangkan untuk bercocok tanam.
“Ini upaya untuk mengurangi angka pengangguran terbuka dan kepadatan penduduk di Banyuwangi,” ujar Kepala Dinsosnakertrans, Syaiful Alam Sudrajat. Alam merinci, peserta transmigrasi tersebut diberangkatkan ke Desa Patlean, Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Selain itu, ada pula yang diberangkatkan ke Desa Leato, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Dikatakan, angka pengangguran terbuka di Banyuwangi tersisa 2,5 persen. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jatim yang mencapai 4,16 persen.