Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Pentaskan Kesenian Janger Plus Humor

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pentaskanBANYUWANGI – Antusiasme warga menyaksikan perhelatan seni yang dihelat di Taman Blambangan, tidak perlu diragukan. Terbukti, gerimis yang sempat melanda lokasi pertunjukan Sabtu malam kemarin (27/4), tidak membuat ribuan penonton semburat. Sebaliknya, mereka tetap menikmati sajian gratis yang kaya nilai budaya tersebut. Kali ini, giliran para seniman sanggar Tresno Budoyo dari Desa Bomo, Kecamatan Rogojampi unjuk kebolehan.

Para seniman tersebut menyuguhkan kesenian janger humor bertajuk “Godo Wesi Kuning Piandel Blambangan” Lakon tersebut menceritakan kesaktian Prabu Minakjinggo. Dengan senjata godo wesi kuning di tangan, Prabu Minakjinggo berhasil menumpas pasukan kerajaan asing yang ingin menguasai Bumi Blambangan. Tanpa mengurangi esensi cerita, selingan humor pun disisipkan pada pergelaran malam itu. Kontan saja, joke-joke segar yang dibawakan para pelawak mampu membuat penonton terbahak.

Pergelaran malam itu serasa spesial dengan kehadiran ketua umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor. Pria yang juga Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), itu mengapresiasi langkah pemkab dan masyarakat Banyuwangi yang telah melestarikan budaya daerahnya. “Kedatangan saya ke Banyuwangi adalah untuk membuktikan apa yang saya lihat di media, bahwa pemkab dan masyarakat Banyuwangi sangat memperhatikan budaya lokalnya.

Saya buktikan sendiri bahwa berita di media, itu benar-benar terjadi di Banyuwangi,” ujarnya. Menurut Isran, pentas seni yang digelar secara periodik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, itu merupakan tontonan gratis yang bernilai budaya tinggi. Dia juga mengajak warga Bumi Blambangan bangga pada kebudayaan Banyuwangi. “Kami berharap langkah serupa ditiru oleh di daerah lain di seluruh Indonesia,” harapnya.

Isran Noor juga mengajak warga Banyuwangi untuk melestarikan budaya lokal. Melestarikan budaya lokal, berarti telah berbuat untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia. Budaya lokal Banyuwangi, kata Isran, bukan semata milik warga Banyuwangi, namun juga milik semua bangsa Indonesia. Karena itu, Isran menyampaikan apresisasinya terhadap pelestarian budaya dan seni lokal Banyuwangi. Menurut Isran, tidak semua masyarakat daerah mau melestarikan dan mengembangkan budaya lokal seperti yang dilakukan masyarakat Banyuwangi. Dia menilai, masyarakat Banyuwangi sungguh luar bisa mengembangkan dan melestarikan budayanya. Langkah cerdas yang dilakukan Banyuwangi ini, kata Isran, bukan semata-mata menyelamatkan budaya lokal belaka namun telah menyelamatkan budaya bangsa Indonesia.

Karena itu, Isran mengajak warga Kota Gandrung untuk terus kerja keras mengembangkan seni dan budaya yang dimilikinya. Sebagai bentuk dukungan moral terhadap pelestarian dan pengembangan kebudayaan lokal, Isran memberikan bantuan uang Rp 50 Juta. Bantuan itu diberikan untuk ikut membantu warga Banyuwangi dalam mengembangkan seni dan budaya. Isran mengaku sengaja datang ke Banyuwangi untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan selama ini. Pemkab Banyuwangi, kata dia, merupakan anggota Apakasi.

“Apakasi memiliki 200 anggota seluruh Banyuwangi. Salah satunya Banyuwangi,” katanya. Selama ini, Isran mengaku mengikuti perkembangan tentang Banyuwangi melalui media masa. Saat ini, Isran mengaku melihat langsung hasil pembangunan Banyuwangi. “Pembangunannya sungguh luar bisa. Budayanya hidup, ekonomi kerakyatan jalan, dan pembangunan fi siknya bagus” katanya. Pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh, kata Isran, akan merangsang kesejahteraan masyarakat Banyuwangi terus meningkat. Kondisi Banyuwangi saat ini, akan memancing investor untuk berinvestasi di Banyuwangi. “Insyaallah, pada tahun 2013 dan 2014 akan ada empat investor besar yang membangun hotel di Banyuwangi,” ujarnya.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kedatangan ketua umum Apkasi itu merupakan bentuk komitmen dan dukungan terhadap pengembangan kebudayaan lokal sebagai bagian kebudayaan Nusantara. Komitmen Isran Noor terhadap pengembangan kebudayaan daerah, kata Anas, sungguh luar bisa. “Kedatangan Pak Isran Noor memotivasi kami untuk terus berinovasi mengembangkan dan melestarikan budaya lokal,” tandas Bupati Anas. Sementara itu, Rudi, 32, seorang penonton mengatakan, dirinya kerap menonton pentas seni gratis yang dihelat di Taman Blambangan. “Acaranya tidak membosankan. Sebab, tema dan jenis pertunjukan yang ditampilkan tidak monoton, melainkan berganti-ganti setiap pekan,” kata dia. (radar)