Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Perayaan Natal di GKJW Banyuwangi, Simbol Perdamaian dan Persatuan dalam Keberagaman

perayaan-natal-di-gkjw-banyuwangi,-simbol-perdamaian-dan-persatuan-dalam-keberagaman
Perayaan Natal di GKJW Banyuwangi, Simbol Perdamaian dan Persatuan dalam Keberagaman

RadarBanyuwangi.id – Suasana penuh sukacita dan kehangatan menyelimuti Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Banyuwangi pada Ibadah Perayaan Natal, Selasa (24/12). 

Jemaat yang memadati gereja di Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi ini diajak untuk menghayati makna mendalam dari kelahiran Yesus Kristus melalui tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem.”

Ibadah yang dimulai pukul 17.00 WIB berlangsung dengan khidmat, diiringi lantunan lagu-lagu Natal dan persembahan musik yang menciptakan atmosfer damai. 

Baca Juga: Usung Target Lolos Grup A Liga 4 Kapal Api PSSI Jatim, Skuad Banyuwangi Putra Geber Latihan Fisik di Kawasan Pantai dan Area Pegunungan

Ratusan jemaat hadir dengan antusias, mengenakan busana adat nusantara yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. 

Tak hanya baju adat Jawa, terlihat pula pakaian tradisional dari daerah seperti Osing, Bali, Madura, hingga Papua, menambah keunikan sekaligus menegaskan semangat persatuan dalam perbedaan.

Ketua Panitia Natal GKJW Banyuwangi, Anton Stefanus Wahono Elman, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema Natal tahun ini mengingatkan jemaat untuk meneladani makna perdamaian yang dibawa oleh kelahiran Yesus.

Baca Juga: Erupsi Gunung Raung, Perjalanan Kereta Api di Banyuwangi Tak Terdampak

“Betlehem bukan sekadar lokasi geografis, tetapi simbol tempat kelahiran Raja Damai. Natal mengajak kita untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga berkomitmen menjalani hidup dalam damai, baik dengan Tuhan maupun sesama,” ungkapnya.

Ia menambahkan, simbolisme Betlehem mengajarkan bahwa kedamaian sejati dapat ditemukan dalam kesederhanaan dan cinta kasih.

Uniknya, jemaat yang hadir mengenakan busana adat nusantara sebagai wujud perayaan keberagaman. 

Baca Juga: 18 Klub Ikuti Liga 4 PSSI Jateng 2024/2025: Format Kompetisi Home Away, Dibagi 3 Grup

Hal ini, menurut Wahono, mencerminkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, semua orang dapat bersatu dalam kasih Tuhan.

“Busana adat yang dikenakan para jemaat adalah simbol persatuan. Meskipun berbeda suku dan budaya, kita semua dipersatukan dalam iman dan kasih,” ujarnya.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2

Perwakilan Pelayan Harian Majelis Jemaat (PHMJ), Guru Injil Mathelda Rosalina Sine, turut menyampaikan pesan inspiratif dalam sambutannya. 

Ia menekankan bahwa Natal adalah momen untuk perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

“Natal bukan sekadar perayaan, melainkan tuntunan untuk hidup dalam kasih tanpa batas. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyadari kehadiran Tuhan dalam hidup kita,” tutur Selli, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Ketersediaan BBM dan LPG Selama Nataru di Banyuwangi Dipastikan Aman

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Perayaan Natal tahun ini di GKJW Banyuwangi juga menampilkan seni tamborin yang dibawakan remaja di bawah asuhan Komisi Pembinaan Anak dan Remaja (KPAR).

Tak hanya itu, ada pula Tari Jejer Gandrung pada awal ibadah untuk menyambut jemaat yang hadir, yang menambah nuansa Osing Banyuwangi di gereja ini.

Beberapa tokoh juga hadir dalam Ibadah Perayaan Natal ini, seperti Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) M Yanuarto Bramuda, Camat Banyuwangi Hartono, serta Kapolsek dan Danramil Banyuwangi. (*)

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Suasana penuh sukacita dan kehangatan menyelimuti Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Banyuwangi pada Ibadah Perayaan Natal, Selasa (24/12). 

Jemaat yang memadati gereja di Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi ini diajak untuk menghayati makna mendalam dari kelahiran Yesus Kristus melalui tema “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem.”

Ibadah yang dimulai pukul 17.00 WIB berlangsung dengan khidmat, diiringi lantunan lagu-lagu Natal dan persembahan musik yang menciptakan atmosfer damai. 

Baca Juga: Usung Target Lolos Grup A Liga 4 Kapal Api PSSI Jatim, Skuad Banyuwangi Putra Geber Latihan Fisik di Kawasan Pantai dan Area Pegunungan

Ratusan jemaat hadir dengan antusias, mengenakan busana adat nusantara yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. 

Tak hanya baju adat Jawa, terlihat pula pakaian tradisional dari daerah seperti Osing, Bali, Madura, hingga Papua, menambah keunikan sekaligus menegaskan semangat persatuan dalam perbedaan.

Ketua Panitia Natal GKJW Banyuwangi, Anton Stefanus Wahono Elman, dalam sambutannya menjelaskan bahwa tema Natal tahun ini mengingatkan jemaat untuk meneladani makna perdamaian yang dibawa oleh kelahiran Yesus.

Baca Juga: Erupsi Gunung Raung, Perjalanan Kereta Api di Banyuwangi Tak Terdampak

“Betlehem bukan sekadar lokasi geografis, tetapi simbol tempat kelahiran Raja Damai. Natal mengajak kita untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga berkomitmen menjalani hidup dalam damai, baik dengan Tuhan maupun sesama,” ungkapnya.

Ia menambahkan, simbolisme Betlehem mengajarkan bahwa kedamaian sejati dapat ditemukan dalam kesederhanaan dan cinta kasih.

Uniknya, jemaat yang hadir mengenakan busana adat nusantara sebagai wujud perayaan keberagaman. 

Baca Juga: 18 Klub Ikuti Liga 4 PSSI Jateng 2024/2025: Format Kompetisi Home Away, Dibagi 3 Grup

Hal ini, menurut Wahono, mencerminkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, semua orang dapat bersatu dalam kasih Tuhan.

“Busana adat yang dikenakan para jemaat adalah simbol persatuan. Meskipun berbeda suku dan budaya, kita semua dipersatukan dalam iman dan kasih,” ujarnya.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.