Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Petani Butuh Kandang Tyto Alba

Salah sau pagupon tyto alba di persawahan Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Salah sau pagupon tyto alba di persawahan Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran.

GAMBIRAN – Keberadaan burung Tyto alba atau serak jawa sebagai predator hama tikus di persawahan Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, kini mulai dirasakan manfaatnya oleh para petani. Sebab, mereka seperti terhindar dari serangan tikus.

Salah satu tokoh petani Dusun Mulyorejo, Desa Wringirejo, Kecamatan Gambiran, Sapuan. 65, mengatakan keberadaan burung pemangsa tikus itu cukup membantu menjaga tanaman di sawah. Saat ini, hampir tidak ada tikus yang menyerang.

“Disini sepertinya habis tikusnya, di atap masjid itu juga jadi sasaran, instingnya memangsa,” katanya sambil menunjuk lokasi masjid di dekat sawah. Petani lain yang juga penggagas penggunaan tyto alba di persawahan, Miswandi, 34, menyampaikan keberadaan tyto alba di Desa Wringinrejo memang sangat membantu para petani.

Saat ini, burung predator itu juga berkembang biak cukup baik. Di satu sisi, Miswandi mengaku kewalahan menambah jumlah pagupon atau kandang burung yang ada di sawah. Padahal, jumlah burung terus bertambah.

“Kalau ada yang beranak, mestinya kandang tambah, tapi dana tidak ada,” ucapnya. Saat ini, jelas dia, di desanya ada 60 buah pagupon. Setiap satu kandang itu, diisi dengan satu pasangan tyto alba. Tapi, ini satu pagupon banyak ditempati bebrapa ekor karena sudah berkembang biak.

Jika tidak ada kandang yang bisa ditempati, burung-burung itu akan pindah ke tempat lain seperti pohon besar atau lokasi tinggi lainnya. “Bila ini dibiarkan, petani juga akan rugi,” ungkapnya.

Miswandi menyebut saekor tyto alba itu memiliki daya jelajat hingga beberapa hektare dan memangsa tikus yang ada di sekitarnya. “Dana tidak ada untuk bikin pagupon,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.

Untuk pembuatan pagupon, lanjut dia, biaya yang dibutuhkan tergantung jenis bahan yang dipakai. Jika tiang terbuat dari beton, biaya yang diperlukan sekitar Rp 850 ribu. Tapi bila tiang dari bambu atau kayu dana diperlukan biaya Rp 350 ribu. (radar)