Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Petani Wongsorejo Resah, Jatah Pupuk Ponska Diduga Hilang di Kios

petani-wongsorejo-resah,-jatah-pupuk-ponska-diduga-hilang-di-kios
Petani Wongsorejo Resah, Jatah Pupuk Ponska Diduga Hilang di Kios

Banyuwangi, Jurnalnews.com — Musim tanam jagung telah dimulai. Para petani di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi mulai menggarap lahan dengan harapan produksi jagung tahun ini meningkat. Namun, proses awal musim tanam justru diwarnai keresahan lantaran persoalan ketersediaan pupuk bersubsidi yang diduga hilang dari kios.

Busait (55), petani asal Desa Bengkak, mengaku kecewa setelah jatah pupuk miliknya tiba-tiba tidak tersedia di salah satu kios pupuk di desa Bengkak. Ia menjelaskan bahwa sesuai data, dirinya mendapat jatah 3,5 kwintal pupuk. Dari jumlah tersebut, 1 kwintal sudah ia ambil sebelumnya dan masih tersisa 2,5 kwintal.

“Sisa 2,5 kwintal rencananya tadi mau saya ambil, tapi kata pemilik kios pupuk jenis Ponskanya tidak ada,” ujarnya.

Keluhan serupa juga dialami petani lain, Dodik (41) warga Desa Bengkak, yang datang bersama adik iparnya, Abdullah (49) asal Desa Alasbuluh. Keduanya mengaku mendapatkan perlakuan sama ketika hendak mengambil pupuk jatah Dodik di kios yang sama, pada Sabtu, 22 November 2025.

“Kami datang ke kios untuk ambil pupuk Ponska, tapi hanya tersedia urea. Sedangkan kuotanya Ponska. Tapi jatah Ponskanya dibilang tidak ada,” terang Abdullah.

Abdullah menduga kuat adanya permainan dari pihak kios terkait peredaran pupuk. Ia mengingat, sekitar sebulan lalu pemilik kios sempat menawarinya pupuk Ponska dalam jumlah besar.

“Sekitar sebulan lalu saya ditawari 1 ton pupuk Ponska oleh pemilik kios. Karena waktu itu saya tidak butuh, saya hanya menyampaikan ke petani lain. Dari situ saya mulai curiga, jangan-jangan jatah pupuk kelompok tani dijual secara bebas,” ucapnya.

Menurut Abdullah, saat ia berada di kios siang tadi juga tampak banyak petani lain yang menunjukkan rasa kecewa.

“Banyak petani kesal karena merasa jatah pupuk mereka dijual ke pihak lain,” imbuhnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak kios maupun dinas terkait. Para petani berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengecek mekanisme distribusi pupuk bersubsidi agar tidak terjadi penyalahgunaan di lapangan, terlebih ketika musim tanam sedang berlangsung.

(Venus Hadi)