PESANGGARAN-Korps Marinir TNI AL kembali menggelar latihan di PLP 7 Lampon, Desa/ Kecamatan Pesanggaran. Kali ini, latihan dengan melibatkan 20 personel itu merupakan kursus operasi khusus bagi Korps Marinir tahun 2017.
Dalam latihan itu, mereka memperagakan pembebasan sadera di sebuah pemukiman penduduk di Desa/Kecamatan Pesanggaran. Dengan membentuk tim khusus berjumlah 20 personel, anggota Regu Pandu Tempur (Rupanpur) korps marinir di bawah pimpinan Serka (Mar) Widayat dari Batalyon Infanteri-1 Marinir, memulai tugasnya dengan mempelajari data intelijen dari satuan induk.
Selanjutnya, mereka melakukan pengintaian ke sasaran untuk memastikan kondisi di lapangan. Kemudian, diputuskan pada pukul 22.00 tim ini akan bergerak untuk melakukan pembebasan sandera dengan teknik pertempuran dalam ruang tertutup atau Close Quarter Battle (CQB).
Setelah berhasil membebaskan sandera, langsung dibawa ke pesawat helikopter yang berada di Kampung Baru, Desa Lampon untuk dievakuasi. Menurut keterangan perwira pelaksana kursus, Letkol (Mar) Ferdy Takaendenga, mengatakan kegiatan ini Full Mission Profile (FMP) yang dilakukan sebagai materi penutup dalam kursus operasi khusus korps marinir tahun 2017.
“Semua materi dalam kursus dipraktikkan pada pembebasan sandera ini,” jelasnya. Dalam kursus operasi khusus yang berlangsung sejak 21 Maret hingga 19 April 2017, semua peserta ada 20 prajurit dan masuk anggota rupanpur di jajaran korps marinir.
“Yang ikut kursus ini anggota rupanpur,” terangnya. Ferdy menyebut, tujuan dilaksanakan kursus operasi khusus ini untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan tentang operasi khusus, dan kemampuan yang harus dikuasai untuk menunjang tugas pokok di satuan.
“Materi meliputi jungle dan sea survival di Sukamade dan Teluk Ijo, raid amfibi, renang rintis, dan lainnya,” ungkapnya. (radar)