RAMADAN merupakan bulan penuh berkah yang sangat dirindukan setiap insan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dalam keadaan beriman dan hanya mengharap pahala Allah SWT maka diampuni dosa yang telah lalu (HR Bukhori)” . Para ulama terdahulu senantiasa berlomba-lomba dalam beribadah di bulan suci ini.
Imam Syaf’I, misalnya, selama bulan Ramadan rutinmengkhatamkan Al-Quran sebanyak dua kali dalam sehari.Ramadan juga menjadi bulan yang dinanti para pedagang. Bagi mereka, bulan ini adalah waktu yang sangat tepat untuk mengeruk keuntungan. Sebab, daya konsumsi umat Islam lebih besar daripada hari-hari lain. Harga bahan pokok juga naik. Bahkan, bagi para birokrat, Ramadan adalah bulan yang istimewa.
Sebab, inilah saat yang tepat untuk membagi dan menerima THR. Ramadan juga bulan untuk menjauhi syahwat dengan cara berpuasa. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (alBaqarah: 183)” .Para ulama membagi puasa ke dalam tiga tingkat.
Pertama, shaum al-‘awwâm (puasa biasa), yaitu puasa dengan mencegah syahwat perut dan alat vital terhadap perkara yang membatalkan puasa. Tingkatan inilah yang biasanya dilakukan masyarakat biasa. Kedua, shaum al-Khusûs (puasa istimewa), yaitu berpuasa dengan mencegah semua anggota tubuh dari perkara yang dilarang Allah SWT. Puasa tingkat kedua ini biasa dilakukan para ulama yang ikhlas.
Ketiga, shaum khusûs al-khusûs (puasa sangat istimewa), yaitu puasa dengan mencegah hati agar senantiasa mengingat Allah. Inilah tingkatan puasa tertinggi, tidak ada yang mampu melaksanakan kecuali para nabi. Lantaran kemuliaan bulan ini tinggi, Allah pun menurunkanAl-Quran di bulan suci ini. Menjadi sebuah kebanggaan bagi sebuah negara ketika turut berpartisipasi dalam menjaga Al-Quran.