BANYUWANGI – Lalare Orchestra bakal kembali menggebrak Banyuwangi. Dua bulan sebelum konser dihelat pada 21 Juli mendatang, persiapan mulai memasuki babak krusial, termasuk menyeleksi talenta yang akan menjadi personel Lalare Orchestra angkatan IV tahun ini.
Proses audisi berlangsung di kompleks SDN Model Banyuwangi Minggu (20/5). Sekitar 500 pelajar tingkat SD/sederajat hingga SMP/sederajat ikut ambil bagian pada proses penjaringan personel Lalare Orchestra tersebut.
Bukan hanya berasal dari wilayah Kota Banyuwangi, kali ini para peserta audisi dari berbagai pelosok kabupaten berjuluk The Sunrise of Java. Bahkan, kalangan orang tua pun tidak kalah antusias. Itu terbukti dari banyaknya orang tua yang mengantar anaknya ke lokasi audisi. Ada yang datang mengendarai sepeda motor, tidak sedikit pula yang datang dengan mobil pribadi.
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Choliqul Ridho mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap Lalare Orchestra terus meningkat setiap tahun. “Seperti yang Anda saksikan. Peserta audisi membeludak. Mereka berasal dari SD dan SMP/sederajat asal 25 Kecamatan se-Banyuwangi. Ini menjadi salah satu bulan bahwa Lalare Orchestra semakin mendapat tempat di hati masyarakat Banyuwangi,” ujarnya.
Yang menarik, audisi kali ini tidak hanya menjaring pelajar yang akan dipercaya memainkan alat musik tradisional, seperti gamelan, angklung, terbang (rebana), gong, patrol, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, tim pelatih juga menjaring para pelajar yang mumpuni memainkan alat musik modern, termasuk organ, drum, dan bass.
Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi menuturkan, Lalare Orchestra tahun ini mengusung tema kolaborasi musik etnik dan musik modern. “Namun, basic-nya tetap musik etnik. Misalnya lagu-lagu daerah Nusantara dan lagu-lagu nasional akan ditampilkan dengan aransemen etnik,” tuturnya.
Samsudin mengakui animo masyarakat terhadap Lalare Orchestra semakin tinggi. Hal itu membukukan bahwa Lalare Orchestra semakin diterima masyarakat Banyuwangi.
“Fenomena ini juga membuktikan musik tradisional kini semakin dinikmati lintas masyarakat, mulai masyarakat kelas menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Buktinya banyak orang tua yang datang menggunakan mobil pribadi mengantar anak mereka ikut audisi,” kata dia.
Koordinator Tim Pelatih Lalare Orchestra Sayun Sisiyanto mengatakan, audisi dilakukan lantaran jumlah siswa yang berminat menjadi personel Lalare Orchestra membeludak. “Maka harus diseleksi. Diambil sekitar 110 anak. Audisi ini untuk menjaring anak-anak yang mampu dan berkualitas sesuai alat musik yang dimainkan,” tuturnya.
Selain menjaring pemain alat musik, audisi kali ini juga dilakukan untuk menjaring vokalis dan penari Lalare Orchestra.
Sementara itu, salah satu wali murid Abdul Rohim mengaku sengaja datang ke SDN Model untuk mengantar putrinya, Adelia Tasya Yolanda, ikut audisi vokal Lalare Orchestra.
“Sebenarnya sejak beberapa tahun lalu selalu ingin ikut seleksi, tetapi tidak pernah dapat informasi. Baru tahun ini dapat informasi dari pihak sekolah, yakni MTsN 1 Banyuwangi,” akunya.
Rohim mengatakan, selain agar menambah pengalaman putrinya, dia mendukung Adelia mengikuti audisi kali ini agar sang putri semakin mencintai seni dan tradisi lokal Banyuwangi.
Sekadar mengingatkan, Lalare Orchestra meraih penghargaan dari Pasific Asia Travel Association (PATA) kategori heritage and culture dalam ajang PATA Travel Mart pada 2016. Acara yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) tersebut diikuti seribu delegasi pariwisata dari 60 negara.
PATA merupakan asosiasi pariwisata yang terdiri atas 970 organisasi atau entitas kepariwisataan, 100 maskapai penerbangan, 150 institusi pendidikan, universitas, pusat kajian pariwisata, dan ribuan perusahaan pariwisata.