Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Rumah Terbakar, Uang Tunai Rp 19 Juta Hangus

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Salah satu warga membersihkan puing puing rumah H Juad yang ludes terbakar di Dusun Kepatihan, Desa/Kecamatan Cluring.

CLURING – Kebakaran rumah milik H. Juari, 70, pensiunan pegawai Perhutani di Dusun Kepatihan, RT 2, RW 3, Desa/Kecaman Cluring pada Minggu dini hari (2/7), benar-benar menyisakan kesedihan yang mendalam.

Selain rumahnya ludes terbakar, ternyata ada uang tunai simpanan pasangan suami Istri H. Juari, 70, dan Siti Aisyiah, 60, yang ikut terbakar. Jumlah uang itu tidak main-main, yakni mencapai Rp 19 juta.

“Perhiasan kalung dan gelang juga ikut terbakar,” cetus H. Juari. Hanya saja, terang dia, untuk kalung dan gelang itu berhasil ditemukan pada Minggu pagi (2/7). Saat itu, dia bersama warga sedang bersih-bersih.

“Kalau uangnya sekitar Rp 19 juta terbakar,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng. Juari mengaku saat rumahnya terbakar pada Minggu dini hari (2/7), itu tidak ada yang tersisakan. Selain sepeda motor Honda Supra X 125, ada tujuh lemari ikut terbakar.

“Kerugian sekitar 100 juta, ungkapnya. Menurut Juari, uang Rp 19 juta yang terbakar itu disimpan diantara lima lemari. Selain uang, di lemari itu juga ada surat-surat berharga. “Lemarinya habis terbakar, semua barang yang ada di dalamnya juga habis terbakar,” cetusnya.

Sebelum kebakaran itu terjadi, jelas dia, pada pukul 00.30, dia bersama istrinya sempat terbangun. Baru pada pukul 01.00, kembali tidur. “Sekitar pulau 02.00, saya mendengar suara kucing lari-lari di bagian atap, setelah itu lamnpu di rumah saya padam,” terangnya.

Saat lampu rumahnya padam, Juari bersama istrinya berusaha mencari lampu senter. Tapi sebelum Juari sempat keluar kamar, tetangganya Asnam, 65, dan Rudi Kuswoyo, 30, berteriak-teriak ada kebakaran. Tetangganya itu, sempat menggedor rumah korban.

“Karena Asnam panik, tidak menyebut rumah siapa yang terbakar,” terangnya. Saat keluar dari kamar rumah itu, Juari  mengaku terasa hawa panas di dalam rumahnya. Setelah keluar dengan berjalan menuju kesamping rumah, baru tahu kalau rumahnya terbakar.

“Awalnya kecil, tetapi dengan cepat api membesar. Api dikamar belakang tepatnya di atas kamar salat dan dekat dengan dapur. Kami tidak sedang masak atau menyalakan kompor,” tegasnya.

Juari menyebut api dengan cepat menyebar dan membesar. Upaya warga yang menolong memadamkan api menggunakan peralatan seadanya, tidak mampu mengatasi api yang terus membesar.

“Saya dipegangi warga dan dibawa menjauh ke rumah saudara,” kata Juari. Juari mengaku kini hanya bisa pasrah. Sebab, dirinya juga tidak pernah mengira ada musibah yang akan menimpanya ini.

“Saya ini punya penyakit asam urat, biasanya mau berdiri saja susah, saat kebakaran itu saya panik dan bisa jalan. Saya masih bersyukur karena saya dan istri selamat. ,” cetus bapak lima anak dan sepuluh cucu tersebut.

Sementara itu, Kapolsek Cluring, Iptu Bedjo Madrias tetap menduga, kebakaran di rumah pensiunan Perhutani itu karena korsleting listrik. Sebab, api tidak berasal dari dapur. “Berdasarkan keterangan saksi dan hasil olah TKP, kebakaran diduga kuat karena korsleting listrik,” terangnya. (radar)