Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Serunya Perupa dan Pelajar Melukis Hijaunya Gunung Ijen

Inilah karya lukis para perupa dan pelajar di amphitheater Jiwa Jawa Resort, Minggu kemarin (29/10)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Inilah karya lukis para perupa dan pelajar di amphitheater Jiwa Jawa Resort, Minggu kemarin (29/10)

Event bertajuk “Melukis Bersama” yang berlangsung di amphitheater Jiwa Jawa Resort diikuti puluhan perupa dan pelajar SMA. Mereka beradu ketangkasan memainkan kuas di atas kanvas. Event ini bertujuan mengajak anak-anak muda Banyuwangi supaya lebih mengenali pariwisata dan kebudayaan.

KRIDA HERBAYU, LICIN

PARA perupa dan pelajar mulai menggoreskan kuas di atas kanvas putih dengan objek lukisan Gunung Ijen yang berada di depan mereka. Sebanyak 47 perupa dan pelajar fokus mentap Gunung ljen yang kemudian dituangkan di kanvas masing-masing. Beberapa pelajar juga sempat melukis objek gandrung dan juga barong Oseng.

Acara melukis bersama di amphiteater Jiwa Jawa Resort  Hari Minggu lalu (30/10) itu diharapkan mampu mencetak bakat baru di bidang Seni rupa. Para pelajar tersebut juga diajari cinta budaya lewat seni melukis.

Amphitheater Jiwa Jawa Resort dipilih menjadil tempat digelarnya acara tersebut karena memiliki lokasi yang strategis. Lokasinya berhadapan langsung dengan wajah Gunung Ijen. Selain itu, tempat tersebut mampu memberbanyak inspirasi bagi seniman seni rupa maupun prlajar yang mengikuti acara tersebut.

Anisa, 17, pelajar asal Banyuwangi mengaku melukis bukanlah keahliannya. Dia lebih suka menggambar abstrak dengan objek lingkungan menggunakm pensil. Dari acara melukis bersama tersebut Anisa banyak belajar tentang seni lukis dengan menggunakan cat air.

“Selain dikenalkan cara melukis objek langsung, saaya juga banyak belajar tentang cara mencampuri warna,” kata Anisa.

Pencampuran warna dalam melukis memberi sentuhan tersendiri bagi pengagum seni rupa. Warna memperindah gaya melukis dan juga mempercantik objek hidup yang dituangkan dalam kain kanvas.

Troi Herman, 30, pelukis asal Jawa Tengah mengaku kagum dengan keindahan pesona Gunung Ijen dan kekentalan budaya suku Oseng. Budaya Oseng dengan tari gandrung dan kesenian barongnya menciptakan sebuah objek konseptual yang sangat cocok jika dilukiskan di atas kanvas.

“Sebuah objek hidup terlihat lebih hidup jika pelukis mampu menuangkan unsur budaya  di dalam lukisannya,” ungkap priayang menggeluti dunia seni rupa sejak 2004 tersebut.

Hasil luklsan para pelajar yang sudah rampung memiliki banyak makna kebudayaan. Beberapa dari mereka melukis pesona wajah seorang penari gandrung. ltu merupakan salah satu bentuk kecintaan kepada budaya Banyuwangi.

Beberapa seniman pun menggunakan jenis seni lukis abstrak yang lebih banyak bermain dengan goresan tak terbentuk.  Akan tetapi masih tetap menggunakan objek gunung Ijen dan hasilnya juga terlihat mengagumkan.

Banyuwangi saat ini sangat membutuhkan bakat-bakat muda yang mampu menciptakan karya yang memukau. Tidak hanya seni rupa saja, bakat regenerasi baru itu juga bisa dikembangkan lewat pembuatan event-event kebudayaan.

Dinas Kebudayaan dlan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi memberi kesempatan bagi para pemuda untuk menciptakan beberapa event dengan konsep budaya daerah. “Ini saatnya generasi muda tunjukkan bakatnya untuk Banyuwangi,” papar Aekanu, Bagian Promosi Wisata Disbudpar Banyuwangi.

Hasil karya lukis dari para perupa dan pelajar akan di pajang di galeri Jiwa Jawa Resort dengan mengusung tema “Membangun Perspektif”. Galeri tersebut juga memamerkan karya seni patung, lukisan, serta foto. Di dalam galeri tersebut juga menampilkan foto hasil jepretan dari Sigit Pramono yang merupakan owner Jiwa Jawa Resort. (radar)