RadarBanyuwangi.id – Surat unik dalam lomba menulis surat untuk bupati yang datang bukan lagi berisi tentang curhatan, meminta iPhone ataupun hobi mancing yang hancur.
Sindy Anasta dari SDN 3 Tamansuruh menuliskan surat yang berisi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada bupati karena sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung di taman wisata AWT (Agrowisata Tamansuruh) yang terletak di lereng Gunung Ijen, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Seperti yang sudah diketahui, AWT adalah agrowisata yang berbasis pertanian, pengunjung dapat melihat hamparan tanaman bunga yang beraneka ragam.
Baca Juga: Rumah Rusak Tertimpa Pohon Kelapa Ambruk di Dusun Tlogosari Kecamatan Sempu Banyuwangi
Selain mengucapkan terimakasih karena bupati sudah berkunjung ke AWT, Sindy juga menyampaikan tentang hasil dari apresiasi bupati kepada adat yang berada di dusun Mondoluko yakni Pencak Sumping.
Berkat apresiasi yang diberikan bupati, warga Mondoluko semakin bersemangat untuk terus melestarikan dan mengenalkan Pencak Sumping kepada seluruh masyarakat.
Letak keunikan surat ini terletak pada bagian penutup, Sindy menuturkan bakat berpantunnya untuk menutup surat untuk bupati ini.
Baca Juga: Warga Sisir Kali Lele Mbaung Banyuwangi, Tiga Motor Belum Ditemukan yang Hanyut Terbawa Arus Saat Banjir
Yang menarik perhatian, Sindy menulis pantun dalam Bahasa Osing, yang merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Banyuwangi dan bahasa asli dari Suku Osing.
“Ring wajan ono gorengan sukun, kang nggoreng bik rehati. Sing ono ucapan, yo mung kesuwun, kanggo riko ibu bupati,” tulisnya.
Pantun ini memiliki arti di wajan ada gorengan sukun, yang menggoreng ibu rehati, tidak banyak yang harus diucapkan, hanya terimakasih untukmu ibu bupati. Begitulah kira-kira arti dari pantun yang ditulis oleh Sindy Anasta pada suratnya.
Baca Juga: Seminggu Distribusi Logistik Macet, Warga Sukamade Bertahan dari Bantuan Pemkab Banyuwangi
Dalam surat dan pantun yang disampaikan Sindy Anasta, ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bupati atas dukungan untuk pengembangan wisata dan pelestarian adat di desa mereka, serta memberikan dampak positif bagi kemajuan desanya.
Sementara itu, Lomba Menulis Surat untuk Bupati Banyuwangi ini digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bersama Dinas Pendidikan Banyuwangi dalam rangka peringatan Hari Ibu 22 Desember. Lomba yang didukung HIPMI dan KADIN Banyuwangi ini gratis alias tidak ada biaya pendaftaran.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Surat unik dalam lomba menulis surat untuk bupati yang datang bukan lagi berisi tentang curhatan, meminta iPhone ataupun hobi mancing yang hancur.
Sindy Anasta dari SDN 3 Tamansuruh menuliskan surat yang berisi apresiasi dan ucapan terima kasih kepada bupati karena sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung di taman wisata AWT (Agrowisata Tamansuruh) yang terletak di lereng Gunung Ijen, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Seperti yang sudah diketahui, AWT adalah agrowisata yang berbasis pertanian, pengunjung dapat melihat hamparan tanaman bunga yang beraneka ragam.
Baca Juga: Rumah Rusak Tertimpa Pohon Kelapa Ambruk di Dusun Tlogosari Kecamatan Sempu Banyuwangi
Selain mengucapkan terimakasih karena bupati sudah berkunjung ke AWT, Sindy juga menyampaikan tentang hasil dari apresiasi bupati kepada adat yang berada di dusun Mondoluko yakni Pencak Sumping.
Berkat apresiasi yang diberikan bupati, warga Mondoluko semakin bersemangat untuk terus melestarikan dan mengenalkan Pencak Sumping kepada seluruh masyarakat.
Letak keunikan surat ini terletak pada bagian penutup, Sindy menuturkan bakat berpantunnya untuk menutup surat untuk bupati ini.
Baca Juga: Warga Sisir Kali Lele Mbaung Banyuwangi, Tiga Motor Belum Ditemukan yang Hanyut Terbawa Arus Saat Banjir
Yang menarik perhatian, Sindy menulis pantun dalam Bahasa Osing, yang merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Banyuwangi dan bahasa asli dari Suku Osing.
“Ring wajan ono gorengan sukun, kang nggoreng bik rehati. Sing ono ucapan, yo mung kesuwun, kanggo riko ibu bupati,” tulisnya.
Pantun ini memiliki arti di wajan ada gorengan sukun, yang menggoreng ibu rehati, tidak banyak yang harus diucapkan, hanya terimakasih untukmu ibu bupati. Begitulah kira-kira arti dari pantun yang ditulis oleh Sindy Anasta pada suratnya.
Baca Juga: Seminggu Distribusi Logistik Macet, Warga Sukamade Bertahan dari Bantuan Pemkab Banyuwangi
Dalam surat dan pantun yang disampaikan Sindy Anasta, ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bupati atas dukungan untuk pengembangan wisata dan pelestarian adat di desa mereka, serta memberikan dampak positif bagi kemajuan desanya.
Sementara itu, Lomba Menulis Surat untuk Bupati Banyuwangi ini digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bersama Dinas Pendidikan Banyuwangi dalam rangka peringatan Hari Ibu 22 Desember. Lomba yang didukung HIPMI dan KADIN Banyuwangi ini gratis alias tidak ada biaya pendaftaran.
Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.








