Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Suami Kecanduan Game Online, Istri Minta Cerai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Ilustrasi Game Online, Foto : bisnis.com

Game online tidak hanya digandrungi anak-anak. Orang dewasa pun kecanduan bermain game. Saking asyiknya main game kadang lupa segalanya. Istri pun dibiarkan tidur sendirian.

Dampak kecanduan game online ini dirasakan MA, 31, ibu rumah tangga asal Kalipuro. Kesal melihat suaminya kecanduan main game online, MA nekat menggugat cerai suaminya, RN, 35, di Pengadilan Agama (PA) Banyuwangi.

MA datang ke PA seorang diri. Dia terlihat bingung ketika masuk ke ruang pendaftaran cerai. Petugas harus mengarahkan wanita berjilbab tersebut.

Dia akhirnya menuju ruang Pos Bantuan Hukum (Posbankum) yang memang disediakan secara gratis oleh PA Banyuwangi. Ketika ditanya alasan mengajukan cerai, MA menjawab singkat. ”Suami saya sering bermain game,” ujarnya kepada petugas Posbankum.

Cukup aneh memang jawaban MA. Jawaban itu, membuat petugas Posbankum merasa heran. Baru kali ini ada seorang istri mengajukan gugatan cerai hanya karena suaminya kecanduan main game. Lazimnya mengajukan gugatan cerai biasanya terkait masalah ekonomi, zina, hingga memiliki wanita idaman lain (WIL).

MA rela menjadi janda karena sang suami lebih memilih main game dibandingkan mempertahankan biduk rumah tangganya. MA merasa hidup sendiri karena suaminya lebih sayang game. Urusan mengantar belanja hingga mengantarkan anak sekolah juga dilupakan.

Petugas Posbankum PA Banyuwangi Devi Agenop membenarkan adanya perempuan yang hendak mendaftar cerai dengan alasan suaminya kecanduan bermain game online.

”Yang bersangkutan kita minta alasan yang sangat mendasar mengajukan gugatan cerai. Jika alasannya hanya karena kecanduan game online tidak akan diterima,” kata Devi. (rio/aif/c1) (bw/rio/als/JPR)

Sumber : https://radarbanyuwangi.jawapos.com/read/2021/05/18/261734/suami-kecanduan-game-online-istri-minta-cerai