Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sumber Kencono, Cikal Bakal Nama Desa yang Menyimpan Nuansa Mistis

sumber-kencono,-cikal-bakal-nama-desa-yang-menyimpan-nuansa-mistis
Sumber Kencono, Cikal Bakal Nama Desa yang Menyimpan Nuansa Mistis

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Di balik nama Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, tersimpan sebuah kisah panjang yang berpadu antara sejarah, alam, dan kepercayaan mistis warga setempat. Nama desa ini diyakini berasal dari sebuah mata air tua bernama Sumber Kencono, yang hingga kini masih dijaga dan dipercaya menyimpan energi spiritual.

Sumber Kencono terletak sekitar 100 meter di sebelah timur Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Sumberkencono. Lokasinya tersembunyi di tengah rimbunnya tanaman pisang, menjadikan suasana di sekitar mata air terasa sejuk dan hening. Menurut penuturan warga, mata air ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bentuknya oval melingkar dengan diameter sekitar 10 meter, dilengkapi 10 anak tangga menuju dasar sumber. Kedalamannya diperkirakan mencapai dua meter, meski kini sebagian tertimbun lumpur.

Di tepi sumber, tumbuh sebuah pohon lo yang berukuran cukup besar, dikelilingi semak dan pepohonan lain yang menambah kesan alami sekaligus angker. Air dari Sumber Kencono mengalir cukup deras dan dimanfaatkan untuk mengairi area persawahan di sekitarnya. Pada masa pemerintahan Kepala Desa Purwono, tanggul di sekitar sumber pernah ditinggikan untuk mencegah air hujan masuk dan menyebabkan banjir.

Namun, lebih dari sekadar sumber air, Sumber Kencono juga dikenal sebagai tempat yang sarat nuansa mistis. Mansur (48), warga Dusun Krajan yang dipercaya sebagai juru kunci Sumber Kencono, menuturkan bahwa lokasi tersebut masih “wingit” dan diyakini memiliki penunggu.

“Di tempat ini masih wingit, Mas. Ada penunggunya bernama Sri Kemuning, dan patihnya bernama Kerto Pande. Biasanya orang sekitar kalau mau hajatan datang ke sini, kenduren, tujuannya untuk kebaikan hajatnya,” ujar Mansur kepada Jurnalnews di lokasi Sumber Kencono, Sabtu (13/12/2025).

Mansur mengaku mulai merawat sumber tersebut sejak enam tahun lalu, tepatnya awal 2019, setelah mengalami sebuah mimpi yang hingga kini ia yakini sebagai isyarat. Dalam mimpinya, ia merasa bertemu Presiden Joko Widodo yang melambaikan tangan seolah memanggilnya.

“Waktu itu malam Senin. Kamis sorenya saya datang ke sini membawa sapu dan membersihkannya. Sejak saat itu sampai sekarang saya rutin merawat tempat ini,” tuturnya.

Sumber Kencono merupakan salah satu dari empat mata air yang ada di Desa Sumberkencono. Tiga mata air lainnya adalah Sumber Mojo, Sumber Lampit, dan Sumber Patemo atau Tirto Arum. Di antara keempatnya, Sumber Kencono dianggap paling kuat menyimpan energi gaib. Bahkan, menurut kepercayaan warga, calon kepala desa yang hendak maju dalam kontestasi pilkades kerap datang ke tempat ini.

“Calon kades yang mau maju biasanya pasti ke sini. Bahkan kalau ada orang kesurupan, diminumi air dari sumber ini bisa sembuh, asal lewat perantara saya,” imbuh Mansur.

Hingga kini, belum diketahui secara pasti kapan bangunan di sekitar Sumber Kencono pertama kali dibuat. Namun, di sisi barat mata air terdapat banyak bekas bangunan lama berupa pondasi dengan struktur besi yang masih kokoh dan tidak berkarat. Mansur menduga bangunan tersebut juga berasal dari era Belanda dan kemungkinan saling terhubung dengan struktur di area sumber.

“Dulu pernah ada yang mencoba menghancurkan bangunan itu karena lokasinya di tengah ladang, tapi tidak mampu. Akhirnya menyerah. Saya menduga ini bangunan lama, mungkin juga dari zaman Belanda,” ujarnya dengan nada heran.

Ketiadaan prasasti atau penanda sejarah membuat tahun pasti pembangunan Sumber Kencono sulit dipastikan. Meski demikian, warga berharap Pemerintah Desa Sumberkencono dapat menggali dan mendokumentasikan sejarah mata air tersebut. Selain sebagai identitas desa, Sumber Kencono dinilai berpotensi menjadi aset budaya sekaligus destinasi wisata baru yang bernilai sejarah, alam, dan kearifan lokal jika dikelola dengan baik. (Venus Hadi)